Harga Gabah Tinggi, Bulog Pesimis Bisa Penuhi Target

Harga Gabah  Tinggi, Bulog Pesimis Bisa Penuhi Target

INDRAMAYU-Bulog Sub Divre Indramayu kesulitan untuk menyerap gabah dari petani. Hal ini disebabkan tingginya harga gabah di tingkat petani. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bulog Sub Divre Indramayu, Asep Buhori, kepada wartawan. Asep mengungkapkan, target penyerapan Bulog Indramayu pada tahun 2017 ini mencapai 114 ribu ton setara beras. Sementara hingga saat ini realisasinya baru mencapai 56 ribu ton setara beras atau 48 persen. Menurut Asep, serapan saat ini menurun drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Pada bulan yang sama tahun lalu, serapan Bulog Indramayu sudah mencapai 80 persen. Sementara untuk tahun 2017 ini, sejak awal tahun hingga pertengahan Oktober, realisasinya baru 48 persen. Penurunan itupun terlihat dari penyerapan setiap harinya. Saat ini, beras yang masuk ke Bulog Indramayu hanya berkisar 30-50 ton per hari. Sedangkan tahun lalu, penyerapan bisa mencapai 500 ton per hari. Menurunnya produksi padi petani akibat serangan hama klowor dan wereng, yang berimbas pada harga gabah. Di sisi lain, permintaan terhadap beras justru mengalami peningkatan. Sesuai prinsip ekonomi, harga akhirnya melambung karena suplai yang ada tidak seimbang dengan tingginya permintaan. \"Apalagi saat ini musim panen gadu (kemarau) hampir berakhir,\" tutur Asep. Saat ini, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani sudah mencapai Rp6.200-Rp6.500 per kg. Sedangkan harga beras jenis mediumnya mencapai Rp8.500 per kg. Harga itu jauh lebih tinggi dibandingkan harga pembelian pemerintah (HPP). Untuk HPP GKG di tingkat gudang Bulog, hanya Rp4.650 per kg yang kini dinaikkan 10 persen menjadi Rp-5.115 per kg. Sedangkan HPP beras hanya Rp7.300 per kg yang kini naik menjadi Rp8.030 per kg. “Dengan disparitas harga yang cukup jauh itu, para petani akhirnya lebih memilih menjual gabah dan berasnya kepada pengusaha/pedagang beras dibandingkan ke Bulog. Apalagi, pengusaha/pedagang beras tidak terlalu menetapkan syarat kualitas beras yang ketat seperti halnya Bulog,” kata Asep. Dengan kondisi tersebut, Asep mengakui target penyerapan pada tahun ini tidak mungkin tercapai. Namun, dia akan terus berusaha untuk melakukan penyerapan sebanyak-banyaknya dalam 80 hari. Untuk meningkatkan penyerapan, Bulog Indramayu pun memberikan pelayanan yang prima kepada para mitra Bulog. Salah satunya dengan membayar langsung beras yang disetorkan oleh mitra kepada Bulog. Bahkan, Bulog sudah meminta kepada Bank BRI Indramayu yang melakukan pembayaran kepada mitra, untuk buka hingga pukul 20.00 WIB. Terpisah, Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang, mengakui, tingginya harga gabah di tingkat pedagang/pengusaha beras membuat petani lebih memilih menjual gabah kepada mereka dibandingkan ke Bulog. “Para petani tentu saja memilih untuk menjual ke yang harganya paling tinggi,” ujarnya.(oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: