Petani Bawang Bingung Hadapi Musim Tanam

Petani Bawang Bingung Hadapi Musim Tanam

CIREBON - Meskipun harga bawang merah saat ini anjlok, namun tidak begitu kondisinya dengan harga bibit bawang merah yang harganya masih mahal. Para petani pun kini kebingungan untuk memulai kembali tanam bawang merah. Salah satu petani di Pabuaran Lor, Udin (45) mengatakan, harga paling murah untuk 1 kg bibit bawang merah jenis bima curut sekitar Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu. Untuk per hektarenya, paling tidak dibutuhkan bibit bawang sebanyak 1,7 ton. “Kemarin saja kita rugi, sekarang harus siap-siap beli bibit lagi. Sangat sedikit petani yang menyimpan hasil panen yang disisihkan untuk bibit, rata-rata kalau panen ya jual semua,” ujarnya. Jika harga bibit Rp 30 ribu, maka untuk satu hektare lahan bawang paling tidak, dibutuhkan uang untuk membeli bibit sebesar Rp 51 juta. Risikonya, bagi yang tidak punya modal harus meminjam ke tungkulak dengan jaminan atau pinjam ke bank juga dengan jaminan sertifikat rumah. “Kalau kemarin untung sih mending, uangnya bisa buat mutar modal. Masalahnya kemarin saja rugi, akhirnya untuk beli bibit sebagian modal dari hasil penjualan kemarin, sebagian laginya pinjam-pinjam,” imbuhnya. Dikatakan Udin, sebenarnya beberapa waktu lalu di kalangan petani dan kelompok tani beredar bibit bawang bantuan pemerintah dengan varietas seperti bawang merah bima curut dengan harga yang lebih murah. “Kemarin sempat ada yang coba hasilnya bagus, cuma memang stoknya sedikit. Katanya untuk percontohan, itu perkilonya cukup murah hanya Rp15 ribu,” bebernya. Jika serius ingin membantu petani, Udin berharap agar pemerintah mulai melakukan subsidi ke pengadaan bibit, atau minimal menjual bibit murah dengan kualitas bagus, sehingga bisa meringankan beban petani. “Sekarang untuk bibit, kalau tidak punya stok sendiri, harus beli ke Brebes. Di kita masih jarang yang produksi bibit,” tuturnya. Sementara itu, Yadi salah satu pengepul bawang merah yang juga petani bawang merah mengaku, selalu menyisihkan sebagian hasil panennya atau hasil pembeliannya untuk dijadikan bibit. Hal itu menurutnya, agar tidak kebingungan atau kesulitan mencari bibit bawang saat masa tanam tiba. “Kalau yang kita simpan ini sudah berumur dua bulan, ini untuk tanam bulan 11. Maksimal itu bawang yang disimpan 100 hari tidak boleh lebih. Kalau lebih bawangnya bisa menyusut dan kering,” ungkapnya. Bawang yang disimpan tersebut, diselipkan dalam rak-rak kayu dan tidak terkena kontak langsung dengan tanah. Selain itu, harus dijauhkan dari air agar tidak merusak kualitas dan produktivitas bibit yang nantinya akan ditanam. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: