Gawat! Bandar Narkoba Mulai Sasar Balita

Gawat! Bandar Narkoba Mulai Sasar Balita

MEDAN - Peredaran dan penyalahgunaan narkotika di Indonesia benar-benar mengkhawatirkan. Bahkan, saking tingginya peredaran barang haram ini kini menjadi momok yang menakutkan bagi bangsa ini. Hal itu juga sampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso pada acara pemusnahan barangbukti narkoba di Lapangan Merdeka Medan, Kamis (19/10). Mirisnya, lanjut pria yang akrab disapa Buwas ini, para bandar narkoba kini menyasar anak-anak sekolah bahkan bayi di bawah lima tahun (balita). Buwas menyebutkan, para bandar narkoba seolah-olah melakukan regenerasi penyalahgunaan narkoba dengan meracuni siswa Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). \"Operasi jaringan ini sangat masif. Kemarin di Kalteng, bayi 1,5 tahun terkontaminasi narkoba. Di NTB begitu juga, di Sulawesi Selatah lebih parah. Bayi 6 bulan sudah terkontaminasi narkotika,\" ungkap pria yang akrab disapa Buwas ini Dikatakannya, pemberantasan narkoba bukan cuma tugas dan tanggung jawab BNNP. Aparatur negara juga harus bekerja cepat. Apalagi, pada 2016 ada 6 juta penyalahguna, meskipun sebenarnya menurut pengamat bisa sampai 10 kali lipat jumlahnya. \"Misalkan saja, bila satu orang menggunakan sabu 1 gram, maka satu minggu paling tidak ada 6 ton sabu. Bila satu bulan, ada 24 ton dan jika satu tahun, tak kurang dari 300 ton,\" ungkapnya. Hal itu pula yang menjadikan Indonesia pangsa pasar bagi Bandar narkoba. Negara ini menjadi laboratorium penciptaan narkotika dunia. \"Seluruh narkotika di Indonesia laku. Seperti PCC, kemarin kita temukan ada 12 ton. Polisi mengungkap, namun tidak punya wewenang. Terjadi ego sektoral karena kewenangan menindak PCC itu di Balai POM. Ini dibiarkan dan terus-menerus. Hal ini ancaman. Ini masalah luar biasa, enak saja hal itu dianggap enteng,\" ceritanya. Untuk itu, dia berharap seluruh jajaran di Provinsi Aceh dan Sumut kompak memberantas narkoba. Karena tidak ada satu provinsi pun yang clean and clear terhadap narkotika. \"Tapi banyak yang menyatakan, itu urusan Polisi, BNN, dan Bea Cukai. Kita ini banyak beranggapan yang menangani sudah ada, jadi BNN ini dianggap sudah mampu menangani narkotika. Padahal di atas kertas BNN ini tak ada apa-apanya. Sarana dan prasarana,\" sebut Buwas. Diungkapkannya, pada 1840-1842 Tiongkok dirusak dengan candu oleh Inggris. Keadaan itu kini nyata di Indonesia. Menurutnya, negara ini mulai mengarah ke kejadian kala itu. Dia menegaskan, bandar narkoba harus dihabisi, bila perlu dieksekusi masyarakat. \"Yang bisa menembak, tembak saja. Mungkin bahasa saya asal-asalan kedengarannya, tapi ya itu karena saya tahu bagaimana mengerikannya ancaman dan bahaya narkoba di Indonesia,\" tegasnya. Dalam kegiatan itu, sebanyak 191 kg sabu, 520 kg ganja, dan 43.450 butir ekstasi yang diamankan di wilayah Provinsi Sumatera Utara dan Aceh dimusnahkan. Menurut Buwas, 520 kilogram ganja itu disita dari Aceh. Diakuinya, dulunya produksi ganja terbesar di Indonesia itu dari Aceh. Tapi sekarang, sudah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia termasuk Papua, Sumut, Sulawesi, Jakarta, dan Bogor. (dvs/prn/adz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: