KH Ma’ruf Amin Serukan Santri untuk Bangkit

KH Ma’ruf Amin Serukan Santri untuk Bangkit

KUNINGAN - Upacara puncak peringatan Hari Santri Nasional tingkat Kabupaten Kuningan di Lapangan Pandapa Paramartha dihadiri ribuan santri dari berbagai pondok pesantren, Rabu (25/10). Bertindak selaku Inpsektur Upacara Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH. Tampak di kursi tamu undangan sejumlah pejabat FKPD dan tokoh ulama Kabupaten Kuningan serta Ketua MUI Pusat sekaligus Rois Aam PB NU Prof Dr KH Ma\'ruf Amin. Sesuai temanya Hari Santri yang identik dengan sarungan bagi kaum laki-laki dan hijab bagi kaum wanita menjadi pakaian wajib seluruh peserta hingga petugas upacara mulai dari petugas pemimpin upacara, pembaca teks Pancasila dan UUD 1945 serta petugas pembaca Resolusi Jihad Santri termasuk Bupati Acep Purnama selaku inspektur upacara. Di tengah-tengah upacara, seluruh peserta upacara pun kemudian menyanyikan lagu mars santri berjudul Ya Lalwathon dan Lagu Hari Santri Nasional secara bersama-sama. Dalam sambutannya Bupati Acep mengatakan, santri mempunyai peran yang sangat penting dalam merebut dan memertahankan kemerdekaan. Di zaman sekarang, santri tidak lagi mengangkat senjata namun peran santri tidak bisa dipandang sebelah mata, karena santri merupakan mitra pemerintaah dalam menjalankan pembangunan. \"Oleh karena itu melalui momentum Hari Santri ini saya meminta kepada seluruh hadirin, para pengasuh pondok pesantren, para pengurus pondok pesantren untuk menjadikan pondok pesantren yang dikelola menjadi sebuah pesantren yang diharapkan pidunya wal akhiroh yang berpegang teguh pada ajaran-ajaran Islam yang baik dan benar sesuai dengan Alquran dan Hadits Rasullulah SAW,\" ungap Acep. Maka dari itu kepada para santri, bupati berpesan, agar dapat membangkitkan peradaban bangsa yaitu dengan cara menerapkan nilai-nilai kepesantrenan didalam kehidupan sehari-hari, Jika hal itu sudah dilakukan maka yakin santri di Kabupaten Kuningan akan menjadi santri-santri yang berkarakter islami sekaligus ahli sunnah wal jamaah. Sementara itu di akhir upacara, Ketua MUI KH Ma\'ruf Amin berkesempatan menyampaikan amanatnya kepada para peserta upacara tentang peran dan fungsi santri dalam mengisi dan mempertahankan kemerdekaan NKRI. Menurut Ma\'ruf, Resolusi Jihad yang lahir dan tercetus oleh tokoh NU KH Hasyim Asyari pada saat penjajahan belanda waktu zaman dahulu, masih tetap menjadi pegangan para santri dalam berjihad membela negara dan bangsa dari upaya-upaya yang akan menghancurkan negara ini dari siapa pun. \"Jihad sekarang berbeda dengan dahulu. Jika zaman dahulu kita berperang dengan penjajah, maka sekarang yang akan menghancurkan negara ini tidak hanya dari luar namun juga dari dalam. Tantangan kita sekarang adanya kelompok-kelompok paham radikal dan paham-paham yang intoleransi dan ingin mengganti dasar NKRI,\" ungkap Ma\'ruf. Menurut Ma\'ruf, negara Indonesia memang bukan negara Islam (Daarul Islam) tapi juga bukan negara kafir (Daarul Kufri) ataupun negara perang (Daarul Harbi) melainkan negara damai. Karena itu, kata Ma\'ruf, bagi NU negara ini adal Daarussulah yaitu negara kesepakatan di mana seluruh komponen negara ini bersama-sama hidup di negara Republik Indonesia dengan damai. \"Siapa saja yang akan mengancam, mengubah dasar negara oleh kelompok radikalisme agama maupun sekuler, maka mereka akan menghadapi para santri NU. Ini komitmen jihad dalam membela negara yang akan dipegang teguh oleh NU dan para santri,\" ujar Rois Aam PB NU ini. Persoalan kedua yang dihadapi negara saat ini, lanjut Ma\'ruf, adalah kesenjangan ekonomi. Menurut dia, karena ada kesalahan masa lalu di dalam rangka membangun ekonomi nasional yang menggunakan strategi triple down effect, yaitu membangun dari atas dengan harapan melahirkan konglomerat yang bisa menetes ke bawah, tapi ternyata tidak terwujud. Yang terjadi adalah kalangan atas makin kuat sedangkan yang bawah makin reot. \"Akibatnya warung umat/masyarakat banyak yang tutup, karena ada warung konglomerat yang mengalahkan semua. Tetapi itu masa lalu. Saat ini sedang kita bangun gerakan arus baru ekonomi Indonesia. Yaitu membangun perekonomian dari bawah yaitu umat sebagai komponen terbesar bangsa ini. Kalau umat kuat maka negara kuat,\" tegasnya. Dalam arus baru ekonomi Indonesia, kata Ma\'ruf, yang dibangun adalah umat dengan pusat pembangunanya adalah pesantren sebagai pembangunan ekonomi umat. Ide tersebut, lanjutnya, sudah disetujui oleh presiden hingga lahirnya program yang diberi nama redistribusi aset. Yaitu tanah-tanah yang tidak dipakai konglomerat atau negara seluas 12,7 hektare, akan diambil oleh presiden, untuk kemudian akan diberikan untuk pesantren-pesantren. Program selanjutnya, kata Ma\'ruf, adalah pembangunan ekonomi dengan mengedepankan kemitraan. Yaitu gerakan kemitraan antara ekonomi kuat dan lemah, dan pemerintah akan membuat lembaga keuangan mikro syariah di setiap pesantren juga akan ada lembaga keuangan mikro syariah di sana. \"Redistribusi aset yang akan digulirkan presiden akan mengubah ekonomi nasional dan mengangkat ekonomi umat menjadi lebih baik, itulah yang disebut arus baru ekonomi Indonesia. oleh karena itu, wahai kaum santri bangkitlah, kita jangan menjadi beban pemerintah, tetapi harus mandiri dan berkontribusi kepada negara,\" pungkas Ma\'ruf. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: