Minim PJU, Truk Hantam Pagar Organda

Minim PJU, Truk Hantam Pagar Organda

CIREBON - Truk boks bermuatan kasur latek nopol B 9317 KCC yang melaju dari arah Surabaya ke Jakarta mengalami nasib sial. Melaju dengan kecepatan sekitar 40 km/jam, truk yang dikemudikan Mustaid (35), warga Jawa Tengah itu menabrak batang pohon yang menjorok ke jalan. Sehingga membuat truk kehilangan kendali dan menghantam pagar Kantor Sekretariat Organda Kota Cirebon di Jalan Sisingamangaraja, sekitar pukul 23.00 WIB Jumat malam (26/30). Jalanan gelap karena minim Penerangan Jalan Umum (PJU), menjadi salah satu penyebabnya. Sehingga membuat pandangan sopir tak melihat ada batang pohon yang menjorok ke jalan. Dia pun tak kuasa menghindari ranting pohon di depannya. Sehingga, mobil oleng dan menghantam pepohonan dan balik arah menabrak dinding pagar kantor Organda Kota Cirebon. \"Ngak kelihatan ada batang pohon, karena jalanan gelap dan itu kan ada di atas,\" ujar Mustaid, sopir truk. Tak ada korban jiwa dalam insiden itu. Hanya saja, truk mengalami penyok di bagian bamper depan, dan juga boks bagian belakang karena menghantam batang pohon dan juga pagar. Ketua RW 02 Pamujudan, Sumarsono menuturkan, sekitar pukul 11 malam, ia bersama warga lainnya tengah asik bercengkrama dekat lokasi kejadian. Setelah mendengar dentuman keras dari arah jalan raya, refleks ia bersama sejumlah warga lainnya menghampiri sumber suara. Tak disangka, mobil sudah menabrak tembok pagar Organda itu. \"Setelah tahu ada bunyi seperti tubrukan keras itu, saya spontan lari ke depan arah jalan raya, mobilnya sudah di depan Organda saja,\" ujarnya. Mendengar kronologis dari sopir, Sumarsono menuturkan jila faktor minim cahaya yang jadi pokok permasalahannya. Sepanjang jalur Singamangaraja, tak ada lampu penerang jalan. Sehingga ia mengaku gemas dengan sejumlah tragedi laka lantas maupun pembegalan yang terjadi di sekitar wilayahnya tersebut. \"Sudah berulang kali saya usulkan minta lampu jalan, tapi sampai saat ini belum ada tanggapan. Jawabannya karena ini jalan provinsi, sehingga pemerintah sini nggak bisa berbuat apa-apa,\" tuturnya. Tak ada lampu penerang jalan inilah yang membuatnya khawatir akan bertambahnya kasus-kasus serupa. Untuk itu, ia berharap dengan terjadinya peristiwa ini dapat membuat pemerintah kota sadar akan lampu jalan di area wilayahnya itu. \"Daerah sini termasuk yang rawan kecelakaan, rawan begal juga. Nggak ada lampu. Potensi sekali ada kasus laka lantas atau kriminalitas di malam hari,\" tambahnya. Sementara itu, dua sopir yang mengendarai mobilnya itu memilih jalur damai menyelesaikan masalahnya. Pihaknya lebih memilih membayar ganti rugi kepada pihak Organda atas kerusakan yang diperbuatnya. \"Sudah dihitung-hitung sama sopir dan perwakilan Organdanya, mereka pilih jalur damai saja katanya,\" tutupnya. (myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: