Perang Menyan Antar Kandidat di Pemilihan Kuwu Serentak

Perang Menyan Antar Kandidat di Pemilihan Kuwu Serentak

CIREBON-Ada sisi unik yang terlihat di mayoritas lokasi pemilihan kuwu serentak di Kabupaten Cirebon, Minggu (29/10). Para calon kuwu memasang dan menyalakan menyan, sejak H-1 sampai di hari pelaksanaan pencoblosan. Ada petugas khusus yang menjaga agar menyan itu tetap menyala dan tidak mati. Asap pekat ditambah bau yang sangat menyengat, hamper pasti kita jumpai di awal-awal saat menuju TPS Pemilihan Kuwu di Kabupaten Cirebon. Ternyata, asap dan bau yang menyengat tersebut berasal dari belakang maupun bawah panggung tempat calon kuwu dipajang. Di belakang para calon, tampak orang-orang yang memang bertugas khusus untuk menjaga agar menyan ini tetap menyala dan tidak mati. Menyan terus dinyalakan oleh para calon kuwu yang mengikuti pilwu serentak. Meskipun tidak semua, namun hampir mayoritas calon kuwu di setiap desa di Kabupaten Cirebon, selalu menyalakan menyan saat pesta demokrasi tingkat desa tersebut. Seperti yang terjadi saat pilwu serentak di Desa Pegagan Lor, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon. Seluruh calon kuwu yang mengikuti pilwu serentak menyalakan menyan sejak H-1 hingga pelaksanaan pilwu serentak. Ternyata, tradisi yang sudah melekat ini tidak bisa menggantikan menyan dengan yang lainnya, meskipun kemajuan zaman yang sudah sangat canggih. Salah satu tokoh masyarakat Desa Pegagan Lor, Ronianto mengatakan, menyan merupakan tradisi yang sudah ratusan tahun dilakukan oleh para calon kuwu di Kabupaten Cirebon, khususnya di daerah pantura. “Ini sudah tradisi masyarakat yang sangat kental. Jadi, begitu pilwu akan digelar, maka calon kuwu langsung menyalakan menyan,” ujarnya. Roni mengatakan, para calon kuwu menyalakan menyan dengan berbagai tujuan. “Malam sebelum pelaksanaan pilwu nih, para calon sudah menyalakan menyan di tempat pemungutan suara. Di situ akan bisa dilihat siapa yang menang. Siapa yang nyala menyannya paling banyak dan besar apinya, maka itu yang diprediksi menjadi pemenangnya,” tuturnya. Selain itu, menurut Roni, dengan menyan juga bisa dijadikan sarana untuk berdoa. Karena orang dulu, sering menggunakan menyan sebagai sarana untuk berdoa kepada Allah. Dengan menyalakan menyan, maka para calon berdoa untuk bisa dijadikan pemenang. Sementara itu, salah satu warga, Eman mengatakan, setiap calon kuwu yang menyalakan menyan siap-siap untuk merogoh kocek cukup banyak. Tidak tanggung-tanggung, calwu harus merogoh jutaan rupiah untuk menyewa orang “pintar”. “Ya tradisinya begitu. Meski untuk nyewa orang pintar itu mahal, tapi demi keinginan menang, ya dijalani,” ungkapnya singkat. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: