Proyek Gedung Setda Ngeri, Konstruksi Lantai Turun 2 Sentimeter

Proyek Gedung Setda Ngeri, Konstruksi Lantai Turun 2 Sentimeter

CIREBON - Komisi II DPRD Kota Cirebon kembali menyoroti proyek Gedung Sekretariat Daerah. Rombongan Komisi II mengecek langsung proyek yang dikerjakan oleh PT Rivomas Pentasurya. Ketua Komisi II DPRD Kota Cirebon, Ir H Watid Syahriar MBA mengaku menemukan beberapa kejanggalan. Salah satunya lantai gedung yang tidak rata, atau sudah mulai menurun. \"Kita cek tadi, bahkan pakai pengukuran itu terbukti bahwa ada lantai itu lentur 2 cm penurunan, banyak hal-hal yang saya kira strukturnya tidak rapih,\" ujar Watid, kepada Radar, Rabu (31/10). Watid menyoroti mengenai struktur konstruksi. Dia juga menemukan kontruksi bangunan yang retak-retak. \"Besok kita undang PU untuk diskusi,\" ucapnya. Politisi Nasdem itu belum bisa menyimpulkan penyebab adanya konstruksi yang janggal. Tetapi, kesalahan ini bisa berasal dari pihak kontraktor, dari teknis pekerjaan ataupun memang perencanaanya yang salah perhitungan. Komisi II juga mendesak evaluasi sebelum proyek tersebut selesai dikerjakan. Hal ini dinilai sangat berisiko apabila harus melanjutkan proyek yang terdapat konstruksi yang kurang baik. Apalagi bila sudah ada beban dibawahnya. \"Kalau ada beban walaupun di bawah ada penahan, ini berisiko. Minggu lalu kita menyarankan semua dikasih balok dan dipasang bukan cor-coran tapi IWF ukuran 20 cm. Dan PM sudah ada insiatif untuk mengganti itu,\" jelasnya. Sementara itu, Mandor Pelaksana, Ujang mengaku sudah melakukan pekerjaan sesuai dengan spek. Memang diakuinya, lantai yang tidak rata itu disebabkan lantaran adanya penyusutan. \"Itu bisa jadi karena faktor penyusutan dan juga pekerjaan anak-anak yang memang pengecoran tidak rata. Tapi konstruksinya saya rasa kuat. Kita juga nanti akan melakukan screening agar lantai ini rata,\" jawabnya. Saat ini pengerajaan gedung setda sendiri dikerjakan oleh sekitar 270 pekerja. Mereka bekerja secara bergantian dari shift pertama mulai jam 8 pagi sampai jam 10 malam. Dan dari jam 10 malam sampai jam 6 pagi. Pihaknya menargetkan pekerjaan konstruksi itu akan selesai maksimal tanggal 10-15 desember. \"Sampai topping off itu makismal tanggal 10-15 Desember,\" sebutnya. Terkait dengan sejumlah pekerja yang tidak mengenakan helm, safety belt kontruksi, Ujang mengaku sudah menyampaikan kepada para pekerja. Namun ada beberapa pekerja yang memang masih tidak mengindahkan peringatan itu. Ketersedian alat keamanan dan keselamatan kerja sendiri sudah mencukupi bagi tenaga kerja yang ada. Pihaknya memiliki 200 buat helm, 50 sepatu boots yang dipakai saat pengecoran. \"Ya memang sangat berisiko, kita sudah arahkan kepada pekerja saat breading dan juga kepada sekuriti untuk memperingatkan. Tapi kembali lagi ke pekerjaanya. Ya ini juga kita akan coba lebih tegas lagi ke depan, jangan sampai ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi,\" tandasnya. (jml)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: