Bendung Plester Butuh Normalisasi, Sumber Utama Pengairan Warga

Bendung Plester Butuh Normalisasi, Sumber Utama Pengairan Warga

CIREBON - Bendung Plester yang berada di Desa Leuwidinding, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, sangat penting perannya untuk menopang keberadaan ratusan lahan pertanian warga. Berkat keberadaan bendung yang terakhir dipugar pada tahun 1977 itu, mampu menyelamatkan ratusan hektare lahan pertanian dari ancaman kekeringan yang melanda hampir sebagian besar wilayah Cirebon. Ismail, salah satu petani dari Desa Leuwidinding saat ditemui Radar Cirebon mengatakan, hasil panen di Desa Leuwidinding saat ini, bisa dikatakan berhasil dan terhindar dari ancaman kekeringan. Hal itu berkat dari manfaat keberadaan Bendung Plester. “Air di sini tersedia hampir sepanjang tahun. Kemarau sekarang juga tidak mongering. Jadi, untuk pertanian kita gunakan sistem pompanisasi untuk pengairan dan hasilnya bagus,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Diakuinya, ketersediaan air yang melimpah membuat lahan pertanian di Leuwidinding tidak hanya ditanami padi, tetapi juga digunakan petani bawang. Hasil panen petani sejauh ini bisa terbilang sukses. \"Pendapatan panen juga bisa menutup pengeluaran ekstra, karena biaya menggunakan pompanisasi. Ini bisa menutup kerugian dari musim panen lalu yang mayoritas gagal karena serangan hama dan penyakit,” imbuhnya. Untuk per hektarnya, petani bisa memperoleh kurang lebih empat ton gabah. Angka itu jauh dari jumlah panen terakhir yang bisa dikatakan gagal panen akibat serangan hama kerdil hampa atau hama klowor. “Mungkin yang perlu ditingkatkan itu normalisasi bendungnya. Karena setahu saya, sejak lama sekali, sejak saya kecil, belum pernah saya lihat ada normalisasi. Sedimentasinya juga lumayan tinggi. Kalau dinormalisasi, bendung ini bisa menampung debit air lebih banyak, dan sebagai cadangan untuk musim kemarau,” paparnya. Air di bendung itu pun masih terbilang cukup bersih dan masih asri, karena lokasinya cenderung jauh dari perumahan dan pemukiman warga. Bahkan, anak-anak kecil masih menggunakan air bendungan tersebut, meskipun hanya sekadar untuk mandi dan bermain. “Airnya bersih. Banyak yang suka mandi di sini. Cuma yang mungkin perlu ditingkatkan itu saja, normalisasi bendung. Ini sudah sangat lama tidak dinormalisasi,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: