Terima Raja Malaysia, Tak Singgung Masalah TKI

Terima Raja Malaysia, Tak Singgung Masalah TKI

JAKARTA- Masalah kekerasan terhadap tenaga kerja sering mewarnai hubungan Indonesia dan Malaysia. Namun persoalan itu tidak menjadi bahasan saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima Yang Dipertuan Agung ke-14 Malaysia Tuanku Al Haj Abdul Halim Mu’adzam Shah di Istana Merdeka. “Percakapannya mengenai masalah-masalah yang umum. Hubungan bilateral kedua negara, hubungan antarmasyarakat,\" kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa setelah mendampingi presiden menerima kunjungan Raja Malaysia itu, kemarin (4/12). Dia mencontohkan hubungan itu misalnya dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Persoalan tenaga kerja, lanjut Marty, nanti akan dibahas saat presiden melakukan kunjungan ke Malaysia bertemu dengan Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak, 18 Desember mendatang. \"Tadi tidak ada (pembicaraan soal TKI, red),\" katanya. Raja Malaysia yang didampingi Permaisuri Tuanku Hajah Haminah datang ke Indonesia atas undangan Presiden SBY. Dia berada di Indonesia sejak 3 hingga 8 Desember mendatang. Selain melakukan kunjungan kenegaraan ke Presiden SBY, Raja Malaysia juga akan berkunjung ke Bali. Saat membuka pertemuan di Istana Merdeka, SBY mengatakan, hubungan kedua negara terus berkembang dan berjalan baik. Menurutnya, tugas pemimpin kedua negara untuk mempererat tali persaudaraan. \"Dan menemukan kerja sama-kerja sama yang baru bagi kedua rakyat kita,\" katanya. Di Malaysia, jabatan Yang Dipertuan Agung adalah selama lima tahun dan dijabat secara bergilir di antara para sultan di sembilan negara bagian yang ada di Malaysia. Sebelumnya, Abdul Halim yang juga Sultan Kedah ini pernah menjadi Yang Dipertuan Agung pada periode 1970-1975. Dia dilantik menjadi Yang Dipertuan Agung ke-14 pada tanggal 13 Desember 2011 menggantikan Raja Malaysia Baginda Mizan Zainal Abidin. (fal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: