Ambulu Rentan Masalah Kesehatan, Puskesmas Losari Terjunkan Tim Saber Makes

Ambulu Rentan Masalah Kesehatan, Puskesmas Losari Terjunkan Tim Saber Makes

CIREBON - Selama beberapa bulan ke depan, Desa Ambulu, Kecamatan Losari bakal diawasi dan dimonitor dengan seksama oleh tim kesehatan dari Puskesmas DTP Losari. Pasalnya, berdasarkan evaluasi enam bulanan, pihak puskesmas menjadi wilayah yang paling butuh perhatian terkait persoalan kesehatan. “Lingkungan di sana buruk sekali. Penyebabnya banyak, namun yang paling berpengaruh adalah pola hidup dan kebersihan lingkungan,” ujar Kepala Puskesmas Losari, Hermanto SKM, kemarin. Dijelaskannya, pihak puskesmas pun langsung berinisiatif menjadikan Desa Ambulu sebagai target untuk program sapu bersih masalah kesehatan (Saber Makes). “Nanti teknisnya kita ada beberapa tim. Ada dari NGO dan tim kesehatan yang akan memonitor serta memberikan pemahaman tentang gaya hidup sehat,” imbuhnya. Ada enam desa di wilayah kerja Puskes DTP Losari yakni Desa Losari Lor, Losari Kidul, Panggangsari, Mulyasari, Kalisari dan Desa Ambulu. Selain persoalan tersebut, pihak puskesmas juga saat ini sedang fokus ke penanganan 12 penderita kusta di Desa Ambulu. Sementara itu, salah satu lingkungan yang buruk di Desa Ambulu adalah keadaan sungainya yang begitu kotor. Kondisi Sungai Bulu di Desa Ambulu, Losari begitu memprihatinkan. Sepanjang sungai sedimentasi sudah tinggi, terlebih pada badan sungai yang masuk ke dalam kompleks pemukiman. Kondisi tersebut menyebabkan wilayah tersebut kerap mendapat banjir kiriman akibat air laut yang tiba-tiba naik ke daratan (rob). Bahkan jika di musim penghujan, hampir setiap sore sekitar pukul 17.00 WIB saat air mulai pasang, maka hampir dipastikan wilayah tersebut akan terendam air laut. “Kalau rob sudah rutin. Ini akibat sungai dangkal dan ujung sungai yang mengecil karena pemukiman. Bahkan badan sungai juga sudah tidak seperti dulu. Padahal saat dulu, ini termasuk sungai besar,” ujar Slamet salah satu warga sekitar saat ditemui Radar, kemarin. Ketinggian air saat rob, bisa mencapai selutut orang dewasa, tergantung dari tingginya air laut yang masuk dan volume hujan yang turun saat musim penghujan. “Dari laut airnya naik, dari darat air gak bisa keluar. Kalau musim hujan sudah jadi langganan rob. Mobilitas warga juga tidak bebas, was-was terus,” imbuhnya. Bahkan menurutnya, air sungai yang menjorok ke pemukiman sudah tercemar dan kualitas airnya sudah sangat buruk. Salah satunya disebabkan oleh limbah rumah tangga dan limbah dari perajin hasil laut yang  membuang limbahnya langsung ke sungai. “Selain itu, ada limbah peternakan juga. Kalau pasang pasti limbahnya kebawa ke sini, mengendap dan air pun warnanya menjadi keruh dan agak merah,” bebernya. Menurutnya, warga Ambulu pun mendambakan kondisi Kali Bulu seperti dulu, saat masih jadi aliran utama sungai Cilosari. “Kalau bisa segera ada normalisasi. Dikeruk lumpurnya, dinormalkan kembali airnya, kasihan juga begini. Banyak anak-anak yang terpaksa tinggal dalam lingkungan yang tidak sehat,” kilahnya. (dri)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: