Harga Minyak Dunia Tinggi, Pertamax Ikutan Naik

Harga Minyak Dunia Tinggi, Pertamax Ikutan Naik

JAKARTA-PT Pertamina (Persero) Tbk menaikkan harga pertama sebesar Rp 150 per liter di seluruh Indonesia mulai 17 November. Perusahaan pelat merah itu memiliki alasan kuat menaikkan harga pertamax. Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Tbk Adiatma Sardjito mengatakan, kenaikan harga pertamax tersebut menyesuaikan dengan kenaikan harga minyak dunia serta nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. ”Saat ini kan harga minyak dunia sudah tinggi sehingga untuk bisa menyesuaikan keekonomian memang wajar jika dinaikkan,” paparnya. Berdasar data di Wall Street Journal, harga minyak dunia per tanggal 20 November mencapai USD 56,25 per barel.  Adiatma menyatakan, penetapan harga tersebut telah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM. Jenis BBM yang diatur dalam perpres tersebut terdiri atas jenis BBM tertentu, jenis BBM khusus penugasan, dan jenis BBM umum. Jenis BBM tertentu terdiri atas minyak tanah (kerosin) dan minyak solar (gas oil). BBM khusus penugasan merupakan BBM jenis bensin (gasoline) RON minimum 88 untuk distribusi di wilayah penugasan. Sedangkan jenis BBM umum terdiri atas seluruh jenis BBM di luar jenis BBM tertentu dan BBM khusus penugasan seperti pertamax,pertamax plus, dex, maupun dexlite. ”Selain patokannya mengikuti harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap USD, juga menyesuaikan jumlah suplai dan permintaan. Jadi, memang bisa naik dan bahkan turun,” ujar Adiatma. Penyesuaian harga tersebut dilakukan Pertamina setiap tiga bulan. Dibandingkan dengan jenis BBM umum lainnya, konsumsi pertamax memang lebih dominan. Meski kenaikan harga berlaku seragam, harga pertamax di setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda. Harga terendah berlaku di wilayah Jawa dan Bali senilai Rp8.400 per liter dari harga awal Rp8.250. Harga tersebut juga berlaku di beberapa wilayah di luar Jawa. Adapun harga tertinggi berlaku di Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Papua Barat, yakni mencapai Rp11.250 dan Rp11.050. Pertamina memiliki 160 SPBU COCO untuk menyalurkan BBM. Total penjualan fuel Pertamina hingga triwulan ketiga tahun ini mencapai 1,2 juta kiloliter. Tahun ini, lanjut Adiatma, pihaknya menargetkan penjualan fuel mencapai 1,4 juta kiloliter. (vir/c10/fal)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: