Jelang Pendaftaran, Para Kandidat Cabup Berebut Rekomendasi Partai

Jelang Pendaftaran, Para Kandidat Cabup Berebut Rekomendasi Partai

KUNINGAN–Semakin dekat jelang dibukanya pendaftaran Pilkada serentak 2018 jalur partai politik oleh Komisi pemilihan umum (KPU), disinyalir para kandidat kini tengah konsen dalam perebutan rekomendasi di partainya masing-masing. Anggota Presidium Menara 27 Apip Firmansyah mengatakan, berdasarkan pengamatan lembaganya di lapangan pertarungan Pilkada Kuningan pasca memasuki bulan November, para kandidat lebih banyak memilih serangan udara dibandingkan serangan darat. “Dari 10 kandidat calon kontestan di Pilkada Kuningan, saat ini yang masih konsisten melakukan pendekatan ke publik, saya lihat hanya empat orang, dua di antaranya adalah kandidat bacabup yang saat ini masih menjabat alias pertahana,” ungkap pria yang saat ini menjabat sebagai staf khusus di Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal. Enam kandidat yang dikatakan oleh Apip, di antaranya adalah H Mamat Robby Suganda, M Ridho Suganda, dr Toto Kosim, H Udin Kusnaedi, Rana Suparman, dan Yusron Kholid. Yang paling terlihat penurunan intensitas gerakannya, lanjut Apip, adalah H Mamat Robby Suganda, bacabup asal Demokrat dan dr Toto Kosim. Pria yang saat ini aktif di DPP Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba), melihat Mamat Robby dan dr Toto saat ini lebih banyak melakukan konsolidasi di tingkatan DPP partai. “Pasca kegiatan lari bareng Wagub DKI Jakarta, Sandiaga Uno, Pak Robby nampak lebih sering di Jakarta daripada di Kuningan. Jika melihat waktunya, saya perkirakan kegiatan dengan Sandiaga merupakan upaya untuk mempertahankan posisinya, agar tetap leading di atas Pak Yosa untuk survei terakhir Partai Demokrat dan strategi itu berhasil,” papar Apip. Sama halnya dengan Mamat Robby, lima kandidat lainnya yang saat ini terlihat santai dan kurang menggebu-gebu dalam menyapa masyarakat, ditanggapi juga oleh ketua sarjana urang Kuningan (sarukun), Diki Muhammad Fauzan. “Strateginya mungkin memang begitu, pasca mempertahankan elektabilitas untuk di survei terakhir partainya masing-masing, sudah selaiknya melakukan intensitas dengan DPP untuk mengamankan rekomendasi kan? Ya mungkin berbeda dengan para kandidat yang surveinya dianggap jeblog, atau kandidat petahana yang memiliki kewajiban dalam menyapa masyarakat,” kata mantan kader gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) itu. Dicontohkan oleh Fauzan, salah satu upaya dalam mengamankan rekomendasi selain melakukan komunikasi dengan para petinggi partai, adalah melakukan down grade para kandidat pesaingnya. Adapun, down grade menurut Fauzan biasanya dilakukan dengan cara melakukan isu yang tidak sedap kepada pesaingnya. “Kita bisa lihat isu tentang Pak Wabup Dede Sembada, yang tiba-tiba ketahuan mendaftar ke partai lain, ini akan berdampak buruk berkaitan 99 persen rekom paket Adem (Acep-Dede Sembada). Lalu isu, Mamat Robby yang tidak akan mendapat rekom, adalagi isue tentang pernikahan siri dan lain sebagainya,” tutup Fauzan.(fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: