Banyak Tanggul Rusak, 11 Kecamatan Rawan Banjir

Banyak Tanggul Rusak, 11 Kecamatan Rawan Banjir

INDRAMAYU – Musibah banjir mulai mengancam Bumi Wiralodra. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu mengimbau masyarakat di lokasi rawan banjir untuk siaga. Terutama mereka yang bermukim disepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS), pinggir kali pembuang, maupun tepian saluran irigasi. Sebab, penyebab banjir kerap diakibatkan oleh tanggul jebol, serta luapan air akibat intensitas hujan tinggi. “Salah satu penyebab banjir adalah karena kerusakan tanggul sampai sedimentasi di aliran sungai. Pendangkalan ini mengakibatkan debit air meluap saat curah hujan tinggi di atas normal,” kata Kepala BPBD Kabupaten Indramayu, Drs Edi Kusdiana MM kepada Radar, kemarin. BPBD Indramayu sendiri telah memetakan sedikitnya 11 kecamatan di Bumi Wiralora sebagai wilayah rawan banjir. Ke-11 Kecamatan itu di antaranya Kertasemaya, Indramayu, Jatibarang, Lohbener, Sindang, Sukagumiwang, Tukdana, Pasekan, Cantigi, Cikedung dan Terisi. “Ini yang terupdate, ada 11 kecamatan yang perlu diwaspadai karena potensi terjadinya banjir cukup tinggi,\" ucap dia. Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, BPBD bersama intansi terkait telah melakukan perbaikan tanggul, serta pengerukan terhadap sungai yang dangkal. Tak hanya itu, BPBD Indramayu juga secara konsisten melaksanakan gerakan restorasi sungai. Yakni melalui aksi bersih-bersih sungai melibatkan ribuan relawan dari unsur petani, pamong desa, ormas/OKP, anggota TNI dan polri. “Gerakan bersih-bersih sungai ini merupakan upaya pengurangan risiko bencana dan menumbuhkan jiwa kegotong-royongan dan kepedulian semua pihak terhadap kebersihan sungai. Mencegah bencana banjir akibar air yang meluap,” terangnya. Pihaknya juga mengimbau kepada warga untuk tanggap dan selalu siaga dan waspada, terutama saat intensitas hujan makin meninggi seperti sekarang ini. Diinstruksikan juga kesiapsiagaan Satkorlak  Penanganan Bencana Alam di tingkat kecamatan dan desa. “Masyarakat diminta harus berperan aktif untuk mencegah korban jiwa saat terjadi bencana banjir, utamanya bagi yang bermukim di Daerah Aliran Sungai (DAS). Jika ada tanggul kritis, warga diminta segera melaporkan kepada aparat desa atau petugas keamanan yang kemudian akan diteruskan kepada instansi terkait untuk melakukan penanganan segera,” jelasnya. “Berbeda dengan musibah angin puting beliung yang bersifat insidental. Kalau bencana banjir sejatinya bisa dicegah dan diantisipasi dengan keterlibatan aktif masyarakat menjaga dan merawat sungai,” tandas Edi Kusdiana. (kho)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: