Tahun Lalu Rugi,Sekarang PT RNI Untung Rp301,4 M

Tahun Lalu Rugi,Sekarang PT RNI  Untung Rp301,4 M

Dahlan: Bentuk Syukur Paling Baik, Kerja Keras MAJALENGKA - Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan memuji kinerja dewan direksi dan seluruh karyawaan PT Rajawali Nusantara Indonesia. Pasalnya, berkat kerja keras mereka, tahun 2012 ini memperoleh keuntungan signifikan. Jika tahun lalu merugi Rp51,8 miliar, tahun ini meraup untung hingga Rp301,4 miliar. Dia menceritakan, persis satu tahun yang lalu ketika dirinya mengangkat Ismed Hasan Putro menjadi Direktur Utama PT RNI, banyak yang memprotes atas kebijakan tersebut dengan sejumlah alasan. Ia pun mendengarkan protes tersebut dan memakluminya. Tapi, dirinya lebih memilih sikap untuk tidak bergeming dan tetap melanjutkan program menyehatkan sejumlah BUMN. “Kenapa Pak Ismed, anak kecil itu yang menjadi dirut? Tapi saya tidak terpengaruh, karena saya tahu kualitas Pak Ismed dan terbukti berhasil,” ucapnya, saat menghadiri Tasyarakuran dan Konsolidasi Pabrik Gula Rajawali Nusantara (RNI) Holding di Pabrik Gula Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, kemarin (8/12). Masih menurut Dahlan, ketika dirinya diangkat menjadi Meneg BUMN, banyak perusahaan plat merah yang mengalami kerugian besar termasuk PT RNI. Makanya, dia mengambil kebijakan untuk mengangkat Ismed sebagai dirut PT RNI dan memberikan kewenangan kepadanya mengusulkan siapa saja yang akan mendampingi untuk memperbaiki PT RNI dari perusahaan yang terus merugi, menjadi perusahaan yang menghasilkan laba. “Untungnya, para pemegang saham merestui usulan Pak Ismed, karena dengan cara ini menghasilkan kekompakan. Saya tidak memaksakan si A atau B untuk mendampingi beliau, dari situ kita pilih,” katanya. Cara ini bisa menjadi contoh bagi BUMN yang lain, di mana direktur utama diberi wewenang untuk memilih direktur untuk mendampingi menyelesaikan semua pekerjaan dan target yang sudah dicanangkan. Dengan diberikan wewenang, akan menghasilkan kekompakan luar biasa, sehingga semua serempak membela dan memajukan perusahaan. “Sistem baru cara memilih pimpinan seperti ini berhasil di RNI, berhasil di tempat lain dan akan diteruskan pada BUMN yang lain,” bebernya. Perlu diketahui, ketika Dahlan melakukan kunjungan ke berbagai pabrik gula di Jawa, banyak pabrik yang dikategorikan sebagai pabrik gula duafa, karena selalu meminta modal kepada pemerintah untuk kegiatan produksi, termasuk Pabrik Gula Jatitujuh. Namun, berkat kerja keras dan kekompakan di tubuh PT RNI, dalam jangka waktu satu tahun mampu membalikkan keadaan. “Alhamdulillah sekarang, punya prestasi yang sangat luar biasa,” ungkapnya. Berkat keberhasilan ini, mantan wartawan Tempo itu meminta kepada seluruh awak PT RNI untuk bersyukur. Bentuk bersyukur yang paling baik adalah kerja keras, sehingga PT RNI untuk musim giling tahun 2013 mendatang harus lebih bekerja keras, agar tidak begitu puas dengan hasil yang sudah dicapai tahun ini. “Sejak zaman Belanda, tahun ini baru berhasil. Jadi, jangan cepat puas dulu,” candanya. Selain faktor kekompakan, instrumen keberhasilan PT RNI meraup untung sebesar ratusan miliar rupiah tahun ini adalah karena mereka kerja secara polos dan jujur. Artinya, selama tidak ada korupsi, perusahaan itu akan berhasil dan maju. Begitu juga dengan negara Indonesia, kalau tidak ada korupsi negara ini akan maju. “Bukan perkara uang yang hilang, tetapi sistem  yang rusak karena korupsi itu. Uang yang hilang bisa dicari lagi,”  tegasnya. Pada kesempatan itu, ia pun mendukung ide mendirikan Rajawali Mart, karena salah satu bentuk penambahan aset perusahaan. Namun, ia mengingatkan keuntungan yang didapat tidak sebesar apa yang terjadi di pabrik gula, karena dalam pergadangan untuk mencapai keuntungan sebesar 3 persen saja sangat berat. “Kalau cari untung susah, tapi kalau tujuannya melakukan pemberdayaan kepada masyarakat, ya silahkan saya setuju,” ujar mantan direktur utama PLN itu. Sementara, Direktur Utama PT RNI Ismed Hasan Putro menerangkan, tahun ini telah menorehkan keuntungan secara signifikan sebesar Rp301,4 miliar (sebelum kena pajak) yang berasal dari sektor industri gula. Seperti PG Candi Baru yang memberikan kontrubusi sebesar Rp34,9 miliar, PT PG Rajawali II sebesar Rp80,6 miliar dan PT PG Rajawali I sebesar Rp185,9 miliar. Padahal, tahun lalu mengalami kerugian sebesar Rp51,8 miliar. “Berkat kinerja seluruh pabrik gula, tahun ini menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan,” terangnya. Diketahui, jumlah tebu yang digiling meningkat 4 persen dari 4,08 juta ton menjadi 4,26 juta ton. Begitu juga dengan rendemen yang meningkat sebesar 13 persen, dari 7,13 persen menjadi 8,08 persen. Kemudian, produksi gula pun sama meningkat secara siginifikan sebesar 18 persen atau mencapai 345 ribu ton dari sebelumnya hanya 291 ribu ton. “Perkembangan total produksi gula selama 3 tahun terakhir mengalami peningkatan rata-rata 22 persen,” ucapnya. Lompatan kinerja tersebut tidak terlepas dari komitmen pengelolaan perusahaan secara profesional serta kerja keras. Selain itu, PT RNI menerapkan tiga strategi yakni produksi, pemasaran dan pengembangan untuk mencapai peningkatan kerja. Faktor produksi berupa perbaikan dan inovasi di on farm dan off farm. Bidang pemasaran, RNI juga melakukan perubahan dalam pola penjualan gula yaitu lebih memfokuskan pada penjualan gula kemasan 1 Kg dengan merek Rajagula sebanding dengan harga curah. Sementara untuk bidang pengembangan industri gula berupa amalagamasi di PG Sindang Laut dan PG Karang Suwung. “Tiga strategi ini yang terus kita genjot,” bebernya. Untuk peningkatan kinerja, Ismed menjelaskan, tentang rencana strategi berupa restrukturisasi anak perusahaan PT RNI. Ia berencana akan memergerkan anak-anak perusahaan dalam bidang argo terutama PT Rajawali I, PT PG Rajawali II dan PTP Candi Baru menjadi satu perusahaan dengan nama PT PG Rajawali. Kemudian anak perusahaan lainnya seperti PT Mitra Ogan, PT Laskar dan PT Mitra Kelinci akan di merger menjadi PT Perkebunan Rajawali, PT Citramas, PT Rajawali Tanjungsari dan PT BIEB akan di merger menjadi satu nama yakni PT Rajawali Nusindo. “Pada saat yang sama RNI akan melahirkan Rajawali Mart yang akan diluncurkan awal Januari tahun depan, dengan 15 unit usaha di Bali dan akan berkembang menjadi 500 unit di seluruh Indonesia,” jelasnya. Tidak hanya itu, berkembangnya usaha integrasi sapi sawit dengan sapi tebu direncanakan akan melahirkan perusahaan baru dengan nama PT Rajawali Sapi. Usaha penggemukan sapi ini akan berlokasi di PG Jatitujuh, PG Subang, Mitra Ogan dan Laskar di Sumatera Selatan. Untuk menambah aset, rencananya akan menambah satu bidang usaha property dengan nama PT Rajawali Properti. “Dengan dimikian, ke depan NRI memiliki empat pilar dengan 8 anak perusahaan,” papar Ismed di hadapan 2.000 orang karyawan yang berasal dari berbagai pabrik gula. Dia pun cukup gembira tentang lepasnya PG Tersana Baru dari pengawasan UKP4. Tahun ini PG Tersana Baru berhasil keluar dari kesulitan dan berhasil meraih laba sebesar Rp4,4 miliar. “Tahun depan kami targetkan ada peningkatan areal tebu seluas 57.528 hektare dari sebelumnya 53.000 hektare, jumlah tebu digiling sebesar 4,7 juta ton dengaan rendemen 8,09 persen serta produksi gula sebesar 382,5 ton,” pungkasnya. (jun/ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: