Tiada Hari tanpa Tawuran Pelajar, Harus Diapain Lagi?

Tiada Hari tanpa Tawuran Pelajar, Harus Diapain Lagi?

CIREBON- Taruwan pelajar tidak bisa dituntaskan. Setiap hari, saat jam pulang sekolah, pasti ada saja ulah para oknum pelajar ini. Kamis lalu (30/11), mereka beraksi di Jl Raya Weru-Palimanan. Polisi pun bertindak tegas. Aksi pengejaran dilakukan. Bahkan sebuah truk yang membawa para pelajar, juga dihentikan. Hasilnya, belasan pelajar digiring ke Polsek Weru. “Kita langsung menghentikan mobil truk Fuso yang mengangkut pelajar, kemudian digiring ke polsek untuk dilakukan pendataan dan pemeriksaan,” kata Kapolsek Weru Kompol Dardak yang disampaikan melalui Kanit Reskrim Iptu Uton. Belasan pelajar itu juga mendapatkan hukuman jalan jongkok. Setelah itu, polisi memanggil pihak sekolah dan orang tua masing-masing. “Kami memanggil orang tua dan pihak sekolah. Dan ini (panggil orang tua dan pihak sekolah, red) sudah sering dilakukan. Kita harapkan para pelajar ini tidak lagi mengulangi perbuatannya,” harap kanit reskrim. Pada Selasa lalu (28/11) tawuran antarpelajar juga pecah lagi di jalur by pass depan Lottemart, Kota Cirebon. Aksi tersebut melibatkan puluhan pelajar dari SMK tertentu. Mereka saling kejar di jalan raya, membuat arus lalu lintas terganggu. Pantauan Radar, pihak kepolisian yang melakukan patroli langsung menyergap puluhan pelajar itu. Ada yang kabur, ada juga yang akhirnya berhasil diamankan dan langsung mendapatkan pembinaan di lokasi kejadian. “Ampun Pak, ampun Pak, saya gak tawuran,” ujar salah seorang pelajar saat diperintahkan polisi untuk berkumpul di sisi jalan raya. Sementara Kasat Sabhara Polres Cirebon Kota AKP Indra melalui anggota Sabhara Suyatno mengatakan tawuran antarpelajar ini sering terjadi. Lokasinya pun selalu sama, yakni jalur by pass Kota Cirebon. “Kami tidak mengetahui motif mereka. Dari pihak sekolah tidak ada penyelesaian. Kita sering bergerak mengadakan patroli untuk antispasi agar tak terjadi tawuran,” kata Suyatno yang ditemui di tempat kejadian. Pihaknya juga sering melakukan penyuluhan maupun pembinaan kepada para pelajar di setiap sekolah. Juga  mengimbau kepada para guru agar dapat menjaga siswanya untuk tidak melakukan pelanggaran hukum. “Ini kan merugikan diri sendiri dan masyarakat sekitar. Kita berharap ke depan kejadian ini tidak terulang lagi,” tandas dia. Sementara menurut keterangan saksi di sekitar TKP, Wawan, tawuran ini kerap kali terjadi ketika sepulang sekolah. Sebelum tawuran, kata Wawan, para pelajar itu sudah siap-siap di sisi jalan raya. “Terkadang kami warga mencoba untuk melerainya, tapi ya namanya pelajar sulit untuk bisa mengendalikan emosinya. Tidak jarang warung-warung dan pengguna jalan di sekitar menjadi korban,” cerita Wawan. Dia juga heran karena aksi tawuran terjadi hampir setiap pekannya. “Entah motifnya seperti apa. Sebetulnya kebanyakan dari pelajar yang terlibat tawuran ini hanya ikut-ikutan saja. Itu yang saya lihat. Mereka tidak tau permasalahan awalnya seperti apa. Jadi ketika ada temannya ngajak, ya yang lain ikut-ikutan. Yang repot kan warga pengguna jalan yang jadi korban,” pungkas Wawan. (arn/hrs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: