Pabrik Pil PCC Digerebek, Sehari Produksi 4 Juta Butir

Pabrik Pil PCC Digerebek, Sehari Produksi 4 Juta Butir

SEMARANG - Sebuah rumah mewah di Jalan Halmahera Nomor 27, Kelurahan Karang Tempel, Semarang Timur, digrebek petugas Badan Narkotika Nasional (BNN), Minggu (3/12). Diduga rumah itu digunakan sebagai tempat produksi sekaligus peredaran pil paracetamol, caffeine, dan carisoprodol (PCC). Dari pengungkapan ini, petugas mengamankan 13 orang, satu di antaranya pengontrak rumah, yakni Joni (38) warga Semarang. Pria yang beristri dokter di salah satu rumah sakit swasta di Kota Semarang ini ditangkap di dalam rumah tersebut bersama 7 orang lainnya yang diduga karyawannya. Saat dilakukan pengembangan, petugas juga menggerebek sebuah gudang di Jalan Medoho Raya, Gayamsari. Di lokasi ini, petugas mengamankan dua penjaga gudang. Selain itu, satu orang lagi yang diduga bekerja sebagai sopir merangkap teknisi juga ikut diamankan. Dua belas orang yang diamankan, yakni  Kristanto (28) warga Pandeglang, Banten; Zaenal (34) warga Pandeglang, Banten, Heri (28) warga Pandeglang, Banten, Kristiono (35) warga Pemalang, Ade Ridwan (40) warga Tasikmalaya, Hartoyo ( 44) warga Tasikmalaya, Budi (32) warga Jatim, Ade Ruslan (53) warga Tasikmalaya, Sutrisno (26) warga Rembang, Suroso (35) warga Rembang, Ahmad (51) warga Rembang, dan Panuwi (60) warga Kudus. Informasi yang dihimpun Radar Semarang (Radar Cirebon Group) menyebutkan, sebelum dilakukan penggerebekan, petugas BNN melakukan pengintaian dan penyamaran sebagai pekerja kuli bangunan dan pedagang. Seanjutnya pada Minggu (3/12) sekitar pukul 06.00, salah satu petugas BNN mendatangi rumah tersebut dengan naik sepeda. Saat melintas di depan rumah yang sudah menjadi target operasi dalam keadaan tertutup. Selang kurang lebih 30 menit, petugas yang menyamar kembali melakukan pengintaian di depan rumah tersebut. Kebetulan salah seorang laki-laki penghuni rumah itu membuka pintu gerbang. Kesempatan itu langsung dimanfaatkan petugas yang menerobos masuk ke dalam rumah tersebut diikuti anggota BNN lainnya. Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN, Brigjen Pol Irwanto, mengatakan, penggerebekan dilakukan serentak di tiga kota, yakni Semarang, Solo, dan Tasikmalaya. Dari tiga kota ini juga diamankan dua orang pengendali tempat yang diduga sebagai pabrik pembuatan pil PCC tersebut. \"Pengungkapan ini berkaitan dengan pelaku Ronggo dari Tasikmalaya dan Solo. Sedangkan Joni, pemilik yang di Semarang,\" ungkapnya di lokasi penggerebekan di Jalan Halmahera, Minggu (3/12). Dari rumah tersebut, petugas menyita 5 mesin produksi hingga proses pengeringan PCC. Selanjutnya, Joni dan dua anak buahnya digelandang petugas ke sebuah rumah yang berfungsi sebagai gudang di Medoho Raya, Sambirejo, Gayamsari. Ketiganya dimasukkan ke dalam mobil berikut  barang bukti pil PCC. Butiran pil PCC warna putih yang belum diketahui jumlah pastinya tersebut bertuliskan \'zenith\'. “Kalau jumlahnya masih kita data. kita juga masih menunggu jumlah barang bukti dari Solo dan Tasikmalaya,\" katanya. Irwanto mengatakan, pemilik barang ini memproduksi 3 sampai 4 juta butir pil PCC per hari. Bahkan, sudah mengeluarkan produksi pil PCC mencapai 55 juta butir dalam kurun waktu dua bulan ini. Barang tersebut dikirim ke luar Pulau Jawa. \"Dikirimnya ke Kalimantan Tengah,\" ujarnya. Salah satu petugas yang enggan disebut namanya mengatakan, peredaran pil gendeng yang diungkap BNN Pusat ini merupakan jaringan besar. Bahkan, bahan  dasar pembuatannya didatangkan langsung dari luar negeri.  \"Ini jaringan se-Asia Tenggara, sangat besar. Bahan-bahannya didatangkan dari Singapura,\" katanya di lokasi penggerebekan. (mha/aro)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: