Koalisi Umat Pecah, PAN Punya Mekanisme Sendiri

Koalisi Umat Pecah, PAN Punya Mekanisme Sendiri

KUNINGAN–Munculnya isu soal pecahnya kekuatan politik di tubuh Koalisi Umat, mendapat tanggapan santai Ketua DPD PAN Kabupaten Kuningan, H Udin Kusnaedi SE MSi. Pecahnya Koalisi Umat juga tidak dianggap menjadi masalah serius oleh PAN dalam mencalonkan kadernya di Pilkada 2018. Pria yang akrab disapa Jiud menegaskan, pecahnya Koalisi Umat tidak akan mengganggu suksesi pencalonan dirinya di Pilkada nanti, Malah Jiud beranggapan, hal itu tidak terlalu berpengaruh besar bagi PAN yang memiliki 8 kursi di parlemen daerah. “Oh ya tidak, karena PAN juga memiliki mekanisme sendiri. PAN itu punya calon sendiri. Kita tidak tergantung sama partai lain untuk mencalonkan, karena kandidat dari partai manapun tidak tergantung kepada calon lain untuk mencalonkan kadernya,” tegas tokoh muda Kabupaten Kuningan tersebut. Karena itu, Jiud merasa tak ada masalah dengan kabar bubarnya Koalisi Umat. Sebab komunikasi antar parpol tetap bisa berjalan, dan tak terganggu oleh kabar tersebut. Di samping itu, Jiud juga menegaskan bahwa jika dirinya mendapat perintah partai harus di posisi sebagai wakil bupati, maka dirinya akan tetap siap. “Secara pribadi saya tidak mempermasalahkan mau di K1 atau K2 (bupati/wakil bupati, red). Selaku kader partai, saya siap dimanapun ditempatkan dan dipasangkan dengan siapapun. Ketika partai memerintahkan saya ya harus jalankan,” tandasnya. Ditanya soal kabar keluarnya Partai Gerindra dari Koalisi Umat, Jiud hanya menanggapi santai. “Ya itu bukan hak saya untuk berbicara, itu hak setiap parpol ya, karena memiliki cara pandang yang berbeda. Ya tidak apa-apa, artinya kita tidak akan mempermasalahkan itu. Kita juga tidak bisa memaksakan, dan siapapun juga tidak bisa memaksakan parpol A dengan parpol B harus berkoalisi. Masing-masing partai kan punya mekanisme, punya calon, punya keinginan, dan punya tujuan,” kata Jiud. Menurut Jiud, apapun keputusan partai, menjadi hak politik masing-masing parpol di tubuh Koalisi Umat. “Bisa dikatakan tidak masalah, karena kan itu hak politik parpol lain. Itu kan hak mereka (parpol koalisi red). Siapa yang bisa memaksakan partai A harus dengan partai B, tidak ada yang bisa. Sebab masing-masing parpol itu memiliki calon dan mekanisme partai tersendiri,” tukasnya. Kabar pecahnya Koalisi Umat juga dipicu oleh pernyataan kontroversi Ketua Partai Gerindra, H Dede Ismail yang menarik diri dari Koalisi Umat. “Saya siap untuk membubarkan diri dari Koalisi Umat. Karena Gerindra ini partai besar, kita tidak pernah tergantung dengan salah satu partai,” ucap Dede Ismail dalam keterangan persnya kepada awak media belum lama ini. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: