Siswi SMK Negeri 4 Cidahu Mengidap TB Paru, Tubuhnya Tinggal Tulang Terbungkus Kulit

Siswi SMK Negeri 4 Cidahu Mengidap TB Paru, Tubuhnya Tinggal Tulang Terbungkus Kulit

KUNINGAN-Bebi Nayahelmaniari (16) warga Desa Cikeusik, Kecamatan Cidahu, kini hanya bisa terbaring lemah di ruang isolasi RSU KMC Kuningan akibat penyakit TB Paru dengan kondisi sangat mengkhawatirkan. Tubuhnya sangat kurus hingga nyaris tulang terbalut kulit dan sangat lemah. Berdasarkan penuturan sang ayah, Rokib (52), sudah hampir tiga minggu Bebi hanya berbaring dan tak bisa bangun dari tempat tidurnya. Penyakit paru-paru yang diderita Bebi sejak setahun terakhir ini telah menggerogoti tubuh siswa SMK Negeri 4 Cidahu tersebut hingga akhirnya semakin kurus dan lemah. Bebi tak sanggup lagi bangun dari tempat tidur, sehingga kondisi ini diketahui tetangga dan aparat desa setempat yang langsung membawa Bebi ke RSU KMC untuk segera mendapat penanganan medis. \"Saya tidak punya pekerjaan, sesekali jadi buruh serabutan seadanya kalau ada tetangga yang menyuruh. Sehingga saya tidak bisa membawa Bebi untuk berobat,\" kata Rokib. Rokib pun mengaku tidak tahu penyakit yang dialami anak bungsunya tersebut. Selama setahun menderita TB Paru, Rokib hanya menduga Bebi menderita sakit batuk biasa dan diobati seadanya dari puskesmas dan obat warung. Rokib menceritakan, awal mula Bebi terjangkit penyakit paru-paru sekitar tahun 2016. Kala itu Bebi tengah menjalani kerja praktik di Kantor Samsat Kuningan dan mengharuskan dia indekos di daerah Kuningan. Hingga akhirnya Bebi pun mengalami sakit demam tinggi disertai batuk. Namun kondisi ini tidak membuat Bebi meninggalkan tugas kerja praktiknya, hingga akhirnya kondisinya semakin memburuk dan akhirnya pulang. \"Keluhannya hanya batuk-batuk saja, sehingga saya bawa ke puskesmas dan dikasih obat warung. Tapi karena Bebi susah makan, dan obat pun susah masuk menyebabkan kondisinya semakin memburuk. Hingga sekitar tiga minggu terakhir ini, kondisi Bebi semakin lemah hingga tidak bisa bangun dari tempat tidur dan akhirnya kemarin saya dibantu para tetangga dan aparat desa membawa Bebi ke rumah sakit untuk diobati,\" kata Rokib. Kondisi sakit Bebi tersebut, lanjut Rokib, praktis membuat sekolahnya terhambat hingga akhirnya memutuskan untuk cuti. Rokib mengaku bersyukur akhirnya Bebi bisa mendapat pengobatan di rumah sakit, dan berharap anak bungsunya tersebut bisa segera sembuh dan melanjutkan sekolah seperti sedia kala. Rupanya kondisi Bebi yang kurus hingga harus menjalani perawatan di RSU KMC tersebut beredar luas di media sosial. Hingga kabar ini pun diketahui oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kuningan Hj Ika Acep Purnama yang langsung menjenguk keberadaan Bebi di RSU KMC Kuningan ditemani pengurus K3S. Ika pun sempat berbincang langsung dengan Bebi dan ayahnya sambil memberi motivasi dan sejumlah uang untuk kebutuhan selama masa pengobatan. \"Saya dapat kabar kondisi Bebi yang mengkhawatirkan ini dari media sosial. Dapat informasi katanya mengalami gizi buruk, karena setiap hari makan mi instan satu bungkus yang harus dibagi dua dengan ayahnya. Setelah saya datang langsung, ternyata informasi tersebut tidak benar melainkan Bebi mengidap penyakit TB Paru dan mudah-mudahan setelah mendapat penanganan di rumah sakit bisa kembali sehat seperti semula,\" ujar Ika. Ika menyayangkan kurangnya pemahaman orang tua Bebi yang tidak segera memberikan pengobatan terhadap Bebi hingga kondisinya seperti sekarang. Padahal, kata Ika, pengobatan terhadap penyakit TB Paru merupakan kewajiban pemerintah dan pengobatannya pun dilakukan secara gratis tanpa membebani keluarga pasien. \"Yang terpenting sekarang Bebi sudah bisa berobat, dan penanganannya harus maksimal dan tuntas yaitu 6 bulan pengobatan tidak boleh putus. Saya sudah memberikan motivasi kepada Bebi untuk semangat bisa sembuh dan kembali sekolah, termasuk kepada orang tuanya agar mengawasi pengobatan Bebi supaya tidak boleh terputus,\" kata Ika. Dikatakan Ika, kondisi sakit Bebi ini pun telah diketahui oleh Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan yang telah menjenguk langsung ke rumah sakit pada Rabu pagi (6/12) untuk kemudian ditindaklanjuti. Sekaligus Ika pun mengimbau kepada masyarakat jika ada anggota keluarga atau pribadi menderita penyakit TB Paru agar tidak segan dan malu untuk memeriksakan diri ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pengobatan secara optimal dan tuntas secara gratis. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: