Pembalap Motor Indonesia Ini Terkesan dengan Cirebon, Sebut seperti Rumah Sendiri

Pembalap Motor Indonesia Ini Terkesan dengan Cirebon, Sebut seperti Rumah Sendiri

Di antara sekian pembalap muda yang mulai dikenal belakangan ini, nama Ali Adrian merupakan salah satu yang mencuri perhatian. Dia terus mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai kompetisi di ajang balap motor internasional. Mike Dwi Setiawati, Cirebon  ALI Adrian Rusmiputro menjadi salah satu pembalap Indonesia yang konsisten tampil di ajang balap internasional. Di sela-sela padatnya jadwal latihan, pemuda kelahiran Jakarta 29 September 1993 itu masih menyempatkan diri menyambangi Kota Cirebon. Kunjungan Adrian -begitu sapaan akrabnya- ke Kota Cirebon untuk memenuhi undangan CBR Club Cirebon, Minggu (10/12). Dalam kunjungan itu, Adrian sempat berbagi pengalaman selama mengikuti ajang balap internasional. Berbagai prestasi pernah dia sabet mulai tahun 2008 ketika masih di kejuaraan Nasional Indonesia, juara 2 di Andalucia Race 2, Spanyol kelas 600 cc pada 30 Agustus 2016 dan terakhir Adrian berada di urutan 21 dan sukses melampaui 14 pembalap dalam kejuaraan dunia World Supersport 300 putaran ke-8 di Sirkuit Nevers Magny Cours Prancis. Seperti yang diketahui, WSSP 300 berlangsung selama sembilan putaran. Musim balapan dimulai dari Sirkuit Motorland Aragon, Spanyol pada 31 Maret-2 April. Kemudian, Sirkuit Assen di Belanda (28–30 April), Imola di Italia (12–14 Mei), Donington di Inggris (26–28 Mei), Misano di Italia (16–18 Juni), Lausitzring di Jerman (18–20 Agustus), Portimao di Portugal (15–17 September), serta Magny-Cours di Prancis (29 September–1 Oktober), serta terakhir di Jerez di Spanyol (20–22 Oktober). Membicarakan Ali Adrian, kini tak lepas dari sosok penting David Garcia. Dia adalah pemilik Sirkuit Almeria di Spanyol yang menjadi manajernya bersama Pertamina Almeria Racing Team. Di bawah pengawasan langsung David Garcia, Adrian dipoles kemampuan balapannya. Demi menempa ilmu dan meningkatkan skill balapnya, Adrian pun rela meninggalkan keluarga tercintanya untuk menetap di Eropa. \"Jauh dari keluarga untuk mengejar apa yang saya inginkan itu rasanya memang berat. Tapi Insya Allah bukan hal yang mengganggu, karena saya punya mimpi ingin balapan di Moto2, latihan setiap hari, dan tinggal di Spanyol. Sudah jadi konsekuensi, Bismillah aja,\" katanya. Adrian bercerita bahwa dirinya sudah mengenal dunia balap motor sejak usianya tiga tahun. Dia bisa dikatakan terlahir dari dunia balap, mengingat dunia tersebut sudah dikenal dengan baik oleh kedua orang tuanya. Adrian mengaku sebelumnya mendapatkan semua pengenalan dasar tentang dunia balap motor dari sang ayah. Dia akhirnya baru memiliki pelatih sendiri saat usianya 14 tahun. Keberhasilannya mendapatkan pelatih sendiri diakui tak terlepas dari peran orang tua yang sangat mendukung minatnya di dunia balap. \"Papa dulu suka reli. Kami, anak-anaknya, sudah diajakin nonton balap itu sejak usia dua tahun. Papa juga suka ikut dan nonton off road. Mama juga dulu sempat suka reli. Reli mobil. Saya pun sempat coba mobil, gokart, motocross, sepeda, cuma akhirnya kurang suka itu semuanya. Jadi, akhirnya pilih yang aspal aja,\" ungkapnya. Bukan tak mungkin, Adrian akan eksis di lintasan MotoGP suatu hari nanti. Yang pasti, kini pemuda 24 tahun itu akan mulai merintis jalan ke sana. \"Semua pembalap ingin sampai di MotoGP, bercita-cita, berkarir dan profesional di bidang ini,\" tuturnya. Agenda terdekat, Adrian tengah mempersiapkan diri untuk bisa tampil maksimal di kejuaraan dunia WSS 300 2018. Dia mulai berlatih fisik dan teknis. Khusus saat ini, Adrian mengaku fokus latihan fisik selama berada di Indonesia. \"Fokus latihan fisik, karena kalau sudah season tidak akan sempat. Sekarang juga lagi fokus latihan motor kecil 150 cc biar lebih lincah nanti,\" bebernya. Di akhir perbincangan, Adrian menyebut bahwa Cirebon adalah salah satu kota yang penting di Indonesia. Menurutnya, Cirebon memiliki banyak keindahan alam dan masyarakat yang ramah. Dia berharap dapat diundang kembali ke Cirebon suatu saat nanti. \"Luar biasa, ke Cirebon merasa seperti rumah sendiri. Masyarakatnya ramah dan membuat saya seperti keluarga,\" pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: