Gas Melon Langka, Pengecer: Pembeli Booking Dulu

Gas Melon Langka, Pengecer: Pembeli Booking Dulu

CIREBON – Keluhan Iis Siti Aisyah (45) mungkin mewakili ibu rumah tangga lainnya. Ia sabar menanti kedatangan gas melon di pengecer langganannya. Kalau keburu kehabisan, dia harus keliling ke warung-warung lain yang masih menjual. Biasanya tiap pekan, warung kelontongan dekat rumahnya di Kampung Margasari, Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, mendapat kiriman stok gas kemasan 3 kilogram (kg). Sejak Oktober, pengiriman mulai tidak rutin. Kadang, baru saja datang, gas bertabung hijau itu langsung habis. Kelangkaan gas melon, nampaknya menjadi keluh kesah beberapa masyarakat. Mereka sangat tergantung dengan produk hasil konversi energi ini, karena tidak memiliki opsi untuk bahan bakar lain. \"Stoknya sampai sekarang kosong, jadi harus nunggu, ini harus muter-muter cari yang ada,\" ujar Iis, kepada Radar, Rabu (13/12). Gas melon merupakan pilihan rasional untuk Iis. Harganya cukup ekonomis meski sebetulnya pengecer menjual di atas harga eceran tertinggi (HET). Sedangkan tabung gas pink kemasan 5 kg yang belakangan cukup mendominasi pasaran, harganya jauh di atasnya. Apalagi ukuran 12 kg dengan kemasan biru. Kelangkaan gas melon juga dirasakan oleh para pengecer. Tuti menyebut, sejak Oktober gas melon kosong. Biasanya dia mendapatkan suplai dari salah satu agen, tapi sampai saat ini belum mendapatkan pengiriman. \"Terakhir kebagian hanya 20 tabung sebulan,\" ujar Tuti yang membuka eceran di RT 03 RW 01 Kelurahan/Kecamatan Lemahwungkuk. Kini karena tidak ada gas melon, para pembelinya pun ada yang beralih ke gas pink atau kemasan 5,5 kg. Meski sebagian pembeli mulanya keberatan, tapi lantaran kepepet akhirnya beli juga. Belakangan, penjualan gas pink mulai membaik. Di awal-awal hanya keluar satu hingga dua tabung. Kadang tak terjual sama sekali dalam satu pekan. Sekarang kondisinya mulai berubah. “Ini tiga hari aja bisa 30 tabung,” ucapnya. Meski begitu, tetap saja tak semua bisa beralih ke gas pink. Para pedagang kecil, khususnya yang menggunakan gerobak tentu keberatan. Harganya jauh lebih mahal yakni Rp62ribu. Tabung gas pink juga diniliai terlalu besar dan tidak praktis. \"Untuk yang berjualan menggunakan gerobak atau motor ya nggak bakal mau. Mereka sih pakainya 3 kg,” katanya. Buykan hanya Tuti, Fatimah pengecer tabung gas di Kandang perahu, RT 01 RW 01 Kelurahan Karya Mulya, Kecamatan Kesambi merasa stok gas melon dibatasi. Kini ia mendapatkan jatah pengiriman 60 tabung dalam seminggu. Kiriman itu tak bisa bertahan lama. Baru saja barang datang sudah habis diserbu oleh pembeli. \"Banyak warung yang kosong. Kalau tahu ada gas datang, ya mereka langsung beli. Malah ada yang booking dulu,\" tukasnya. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: