Tiga Anggota Brimob Didor

Tiga Anggota Brimob Didor

Baru Satu Pelaku Tertangkap PALU - Untuk kesekian kalinya, anggota kepolisian menjadi korban penembakan kelompok bersenjata di Kabupaten Poso. Kamis kemarin (20/12), tiga personel Brimob Polda Sulteng, gugur dalam bertugas, setelah direntet peluru oleh kelompok bersenjata di Desa Kalora, Kecamatan Poso Utara, Kabupaten Poso. Sebelumnya, pada 17 Oktober 2012, dua orang polisi di Poso juga ditemukan tewas di Desa Kalora. Keduanya diciduk saat pulang dari menghadiri sebuah acara hajatan. Kedua personel itu yakni Briptu Andi Sappa dan Brigadir Sudirman. Keterangan resmi yang disampaikan Humas Polda Sulteng Kamis kemarin menyebutkan, sekitar pukul 10.00 Wita satu regu personel Brimob Polda Sulteng berjumlah 10 orang, melakukan patroli di wilayah Desa Kalora. Tiba-tiba diberondong peluru oleh beberapa orang dari atas bukit, tidak jauh dari tempat anggota Brimob berpatroli. Sempat terjadi baku tembak, namun enam anggota Brimob terlebih dulu terkena peluru pelaku. “Akibatnya ada tiga anggota kepolisian yang meninggal dunia, sementara tiga lainnya luka berat,” jelas Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Soemarno kepada wartawan. Tiga anggota Brimob yang gugur tersebut masing-masing Briptu Ruslan, Briptu Winarto, serta Briptu I Wayan Putu Ariawan. Sementara tiga korban luka berat terkena peluru yakni Briptu Eko Wijaya Sumarno (luka di perut kiri), Briptu Siswandi Yulianto (luka di mulut tembus rahang kiri), serta Briptu Lungguh Unggara (luka di paha kiri). “Hingga kini kami masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku,” terang Soemarno. Memang diakui Kabid Humas, jalur tersebut sering dilakukan patroli oleh anggota Brimob, karena daerah tersebut memang disinyalir menjadi basis kelompok bersenjata di Kabupaten Poso. Pelaku yang melakukan penyerangan, diduga kuat masih satu kelompok dengan sejumlah terduga teroris yang telah diamankan petugas. Diduga para pelaku penyerangan terhadap patroli Brimob di Kalora, merupakan kelompok terlatih dalam menggunakan senjata api. Kuat dugaan, senjata yang digunakan jenis laras panjang. “Dari informasi jarak antara bukit pelaku menembak, dengan jarak para anggota Brimob, sejauh 50 meter,” sebut Kabid Humas. SATU PELAKU PENEMBAKAN DITANGKAP Usai kontak senjata hingga menewaskan tiga anggota Brimob, petugas gabungan TNI dan Polri langsung menyisir wilayah Kalora. Pasukan gabungan langsung memburu kelompok sipil bersenjata yang menyerang anggota Brimobda Sulteng. Perburuan dilakukan di seputaran gunung Taswinuni Desa Kalora, yang diduga menjadi lokasi pelarian kelompok sipil bersenjata. \"Pasukan sudah bergerak di lapangan mengejar kelompok penyerang polisi,\" ujar sumber di Mapolres Poso. Jumlah pasukan gabungan yang diturunkan melakukan pengejaran seratusan personel. Hasilnya satu orang warga asal Bima, NTB, diamankan sementara karena diduga sebagai pelaku. Polisi hingga kini masih mengejar delapan pelaku lainnya yang berhasil melarikan diri. Setelah menakhlukan anggota Brimob, para penyerang membawa lari satu pucuk senjata SS milik Briptu Ruslan. \"Begitu mereka menyerang dan korban jatuh dari motor, senjata korban langsung mereka rampas,\" sebut anggota polisi yang namanya enggan dikorankan. Diketahui, TKP penyergapan anggota Brimob persis di kelokan jalan pekuburan Desa Kalora yang dikenal dengan sebutan gunung Taswinuni. Lokasinya sekitar 200 meter arah utara perkampungan penduduk Desa Kalora. Informasi yang diperoleh wartawan di Mapolres Poso kemarin, Briptu Ruslan disebutkan tewas di TKP setelah kepalanya tertembus timah panas. Sedangkan Briptu I Wayan Putu tewas dalam perjalanan ke rumah sakit di Parigi Kabupaten Parimo, dan Briptu Winarto tewas di Puskesmas Tambarana, Poso. Lokasi penyergapan persis di kelokan jalan Trans Sulawesi. Jumlah pelaku penyergapan diduga sembilan orang. Yaser (56), ketua RT 4 dusun 3, Desa Kalora menceritakan peristiwa nahas itu. Kejadiannya sekitar pukul 10 pagi. Yaser saat itu sementara bekerja di kebunnya. Ia pun kaget mendengar suara rentetan tembakan di arah kelokan yang belakangan diketahui sebagai TKP tewasnya anggota Brimob. \"Saya kaget. Kejadiannya lumayan lama. Sekitar lima menit begitu,\" kata Yaser. Mendengar suara rentetan tembakan, Yaser memilih bersembunyi. \"Saya takut serta sedikit trauma, jangan nanti ada peluru nyasar,\" ujarnya. Setelah suara rentetan reda, ia baru memberanikan diri keluar dan mendekati arah lokasi baku tembak. Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Kombespol Agus Riyanto membenarkan, insiden baku tembak dengan kelompok yang diduga teroris ini diawali dari kegiatan patrol rutin di desa Ambrana, Poso Pesisir, dan sekitar kawasan Gunung Kalora. Kejadian yang memaksa merenggut tiga nyawa anggota brimob itu diperkirakan berlangsung pada 10.00 Wita. \"Tiga anggota polri meninggal atas nama, Briptu Wayan, Briptu Ruslan dan Briptu Narto. Ketiganya disemayamkan di RSUD Poso,\" ungkap Agus di kantor Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Mabes Polri, Cawang, Jakarta Timur, kemarin (20/12). Dia melanjutkan, selain menewaskan tiga orang, baku tembak tersebut juga menciderai tiga Briptu, di antaranya Eko, Siswandi, dan Lungguh. Ketiganya dirawat di Rumah sakit Parigi, Poso. \"Mereka luka di bagian perut, dada, dan dagu, atau sekitar leher,\" paparnya. Agus menambahkan dalam peristiwa tersebut, telah tertangkap satu pelaku yang masih dalam pemeriksaan pihak kepolisian. Pendalaman terhadap satu pelaku itu, diproyeksi mampu menyeret pelaku lainnya yang diduga jumlahnya lebih dari lima orang. Tak hanya itu, proses tersebut sekaligus memverifikasi senjata yang digunakan oleh pelaku. \"Kemungkinan senjata yang dipakai laras panjang. Karena lokasi antara pelaku dan anggota cukup jauh. Namun kita akan dalami lebih lanjut, karena masih menangkap satu orang saja,\" jelasnya. Wakil Kepala Polri Komjen Nanan Sukarna menerangkan bahwa kematian merupakan risiko bagi angota polri yang bertugas di wilayah sarat konflik seperti Poso. Tak heran jika anggota polisi pun menjadi incaran kelompok yang diduga teroris. \"Itu risiko. Namun kita akan tetap dalami kasus ini secara komprehensif,\" tegasnya usai seminar Relasi Negara dan Agama dalam Sistem Demokrasi, Problematika Ngara Dalam Menangani Intoleransi Agama, di Universitas Paramadina, kemarin (20/12). Upaya lebih lanjut yang dilakukan Polri atas kasus penembakan terhadap Brimob itu, sebut Nanan, antara lain penambahan personel Brimob dari Mabes Polri untuk membantu operasi teror yang selama ini kerap terjadi di wilayah Poso. Dia mengungkapkan, personel bantuan tersebut akan tetap berada di Sulteng sampai batas waktu yang tidak ditentukan. \"Mereka tetap standby di sana (Poso). Seharusnya sampai dengan selesai,\" jelasnya. Bahkan, Nanan menjelaskan, pihaknya memberikan izin kepada anggota jika memang harus mengadakan pengepungan kawasan yang kerap terjadi teror di kawasan tersebut. \"Sudah dikerjakan oleh personel, namun belum bisa tertangkap semua,\" paparnya. Lantaran itu, guna memaksimalkan aksi memberangus teror, pihaknya meminta dukungan masyarakat untuk memberikan informasi kepada Polri. \"Kita butuh dukungan dari masyarakat, maksudnya bukan dukungan menangkap teroris, tapi dukungan informasi kemudian hal-hal yang bisa menyetop perbuatan mereka (teroris, red),\" jelasnya. Sementara, pantauan di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palu sekitar pukul 14.00 wita kemarin, jenazah salah seorang anggota Brimob yang diketahui merupakan Briptu I Wayan, tiba di rumah sakit tersebut menggunakan satu ambulans dari Poso. Satu korban luka berat lainnya yang juga dirujuk ke RS Bhayangkara yakni Briptu Siswandi Yulianto. Kepala RS Bhayangkara Kompol dr M Haris mengatakan, dari hasil visum korban Wayan, terdapat luka tembak di dada. Sementara Briptu Siswandi mengalami luka di mulut tembus rahang kiri. “Untuk korban Siswandi, langsung kami lakukan operasi untuk mengangkat proyektil peluru di rahangnya,” jelas dr Haris. Usai dilakukan visum luar dan dimandikan, jenazah Wayan selanjutnya dibawa ke Mako Brimob Mamboro untuk disemayamkan. Tadi malam sekitar pukul 21.45 wita, dua jenazah anggota Brimob Polda Sulteng yang tewas, Briptu Ruslan dan Briptu Winarto, telah diserahkan kesatuannya kepada pihak keluarga masing-masing. Penyerahan jenazah dilakukan dalam upacara pelepasan dinas kedua almarhum di Mako Brimob Detasemen B Pelopor, Poso. Pelepasan jenazah dihadiri Kapolres AKBP Eko Santoso, Wakil Bupati Poso Ir Samsuri MSi, serta pejabat Polri, TNI dan Pemkab Poso. Briptu Ruslan diserahkan ke pihak keluarga untuk dibawa ke rumah duka di Desa Toini Kecamatan Poso Pesisir. Sedangkan Briptu Winarto diserahkan ke keluarganya guna dibawa ke rumah duka di Kelurahan Lawanga, Poso Kota Utara. Keluarga yang menerima jenazah adalah keluarga dari pihak istri masing-masing almarhum. Menurut rencana, setelah disemayamkan di rumah duka, jenazah langsung dibawa ke Palu untuk selanjutnya diterbangkan ke daerah asal masing-masing untuk dimakamkan. Briptu Ruslan diterbangkan ke Makassar sedangkan Briptu Winarto akan diterbangkan ke Boyolali, Jawa Tengah. Penerbangan kedua jenazah akan dilakukan Jumat siang via Bandara Mutiara Palu. (agg/bud/aji/gal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: