Fahri Hamzah Sebut Generasi Milenial Rawan Dijebak Pencitraan

Fahri Hamzah Sebut Generasi Milenial Rawan Dijebak Pencitraan

JAKARTA - Generasi milenial seharusnya memiliki masa depan yang jauh lebih baik. Karena itu, jangan karena ketidak tahuan atau ketidak mauan memahami persoalan secara mendalam akhirnya generasi milenial dijebak pencitraan. “Ingat, masa depan ini keras dan kejam, dimana kita semua bisa menjadi korban,” tegas Wakil Ketua DPRRI, Fahri Hamzah, Rabu (3/1). Fahri mengakui, bila generasi milenial merupakan pertanda adanya bonus demografi. Apalagi, kata Fahri, dalam politik, bonus demografi akan terasa saat Pemilu 2019 mendatang, di mana lebih dari 60 persen adalah pemilih muda, baik yang pemula maupun yang ada dalam jarak usia muda. “Saya termasuk pengkritik kelompok milenial, yang menurut saya agak dangkal. Maafkan, saya lakukan itu untuk mengingatkan agar suara mereka betul-betul dipertaruhkan untuk perubahan nasib mereka yang sesungguhnya,” ucap politisi PKS itu. Bidang ekonomi, lanjut politisi yang terkenal vokal itu, merupakan bidang yang akan memberi makan dan kebutuhan dasar, menyalurkan pekerjaan dan berekspresi secara merdeka tanpa mengandalkan negara. \"Namun, permasalahannya, apakah negara sudah menuju track yang benar dalam pemantapan ekonomi yang berkesinambung dengan melibatkan generasi baru dalam ekonomi ini? Atau malah sebaliknya negara sedang menggali kubur bagi generasi baru ini?\", katanya. Presiden Keluarga Alumni (KA) KAMMI ini menyatakan, banyak pujian yang datang secara sepihak. Dia mencontohkan, ada seorang pejabat negara mengirim dirinya sebuah guntingan koran Jepang yang terkenal, yakni Nikkei Shimbun yang katanya memuji-muji Indonesia. \"Sambil membaca artikel itu, saya mau sampaikan bagaimana cara kita hari ini mempersiapkan pondasi ekonomi yang kokoh bagi mereka di masa depan, apakah akan jadi bangsa pemenang sejajar dengan bangsa besar lainnya, atau hanya jadi bangsa yang selalu dimangsa bangsa lainnya,” ujarnya. Menurut pemerintah, tambah Fahri, membaca berita koran ekonomi terdepan di Jepang itu, GDP Indonesia peringkat 16 dunia. Bila kondisi sospol ekonomi stabil seperti sekarang, Indonesia 2050 peringkat 4 dunia mengalahkan Jepang. “Kalau mendengar cara pemerintah mempersepsikan berita Nikkei Shimbun itu, tentu kita akan merasa jumawa. Bagaimana tidak, sekitar 25 tahun lagi, bangsa ini akan mengalahkan Jepang. Tapi, apakah bisa demikian?,” tambah pria asli NTB ini. Padahal, menurut Fahri, jika dibaca secara mendalam, berita tersebut sebenarnya tak ada yang baru. Berdasarkan report World Bank 2016, nilai PDB Indonesia tahun 2016 telah menembus 3.022 miliar USD atau peringkat 8. Sedangkan Jepang 5.266 miliar USD (peringkat 4). Berdasarkan current year 2016, ungkapnya, GDP Indonesia sebesar 932 miliar USD (peringkat 16), sedangkan Jepang 4.939 miliar USD (peringkat 3). Jika dihitung secara linier dan asumsikan growth Indonesia konsisten saja 5 persen hingga 2050. Sedangkan Jepang hanya tumbuh 0-1 persen. “Maka tidak mustahil Indonesia akan bisa mengalahkan Jepang. Tapi kita perlu hati-hati, kadang pertumbujan GDP bisa seperti pisau bermata dua, bisa memberikan informasi menggembirakan, tapi bisa menjadi fatamorgana yang bisa sirna seketika,” terangnya. Senada dengan Fahri Hamzah, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Sodik Mujahid, juga menilai potensi generasi milenial akan terwujud bila pemerintah mau memberikan ruang untuk berpartisipasi. “Kualitas sumber daya manusia (SDM), generasi milenial Indonesia sudah sejajar dengan kualitas generasi milenial Eropa, Jepang, maupun generasi di seluruh dunia lainnya,” terang politisi Gerindra dari Dapil Jawa Barat ini. Sodik meyakini, Indonesia bisa menjadi kekuatan yang sangat besar di Asia. Syaratnya, generasi milenial harus dikuatkan fundamental visi Indonesia, yakni rasa nasionalisme dan rasa kebangsaan. “Jika genersi milenial diberi ruang yang layak dalam pemgembangan ekonomi, riset dan pengembangan Iptek, serta diajak dalam bidang pengembangan hukum, budaya, serta demokrasi dan politik, maka pemuda Indonesia menjadi kekuatan yang sangat besar di Asia,\" ungkapnya kepada wartawan Karawang-Bekasi Ekspress (grup radarcirebon.com). (bis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: