Jadi Perebut Suami Orang karena Gaya Hidup

Jadi Perebut Suami Orang karena Gaya Hidup

MASIH ingat perseteruan artis Jennifer Dunn dan Shafa Aliya? Aksi jambak rambut yang dilakukan Shafa jadi viral. Tindakan itu dilakukan Shafa karena merasa Jedun –sapaan akrab Jennifer Dunn- menjadi penyebab keluarganya berantakan. Dari situ, istilah pelakor (perebut lelaki orang) pun jadi tenar. Apalagi, belakangan ini kasus perceraian yang disebabkan oleh perselingkuhan terus mengalami peningkatan. Motivasi pelakor pun macam-macam. Dari ekonomi, pemenuhan gaya hidup hingga persoalan dengan masalah kejiwaan. Psikolog Rini S Minarso SE SPsi MPsi menjelaskan, banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi pelakor. Salah satunya adalah adanya perasaan puas dan menang karena mampu memiliki apa yangg dimiliki orang lain. Juga adanya kepuasaan atas kontrol terhadap hidup orang lain. Hal ini bisa terjadi karena si pelaku tidak memiliki kecakapan mental dan emosi, sehingga tidak mampu berempati terhadap kesulitan orang lain dan cenderung mengabaikan norma untuk mendapatkan kepuasan pribadi (sperti kepuasan finansial, perasaan dicintai, perhatian, dan lainnya). \"Biasanya para pelakor ini adalah orang-orang yang latar belakangnya memiliki trauma psikologis, misalkan pernah dikhianati, direndahkan, dan sebagainnya,\" ujar Rini, kepada Radar. Meski begitu, hubungan yang dibangun oleh perselingkuhan tersebut karena sifatnya hanya untuk pemuasan secara instan dan cepat. Rini menilai biasanya hubungan tersebut tidak berlangsung lama. Para pelakor yang memang memiliki sifat mencari kepuasan secara instan tentu saja tidak akan puas terhadap perhatian yang terbatas dan konstan dari pasangan. Seterusnya dia akan menuntut lebih dari yang sebelumnya untuk meningkatkan kepuasan. Hal ini pada akhirnya tentu menjadi hal yang paling tidak menyenangkan. \"Pasangan yang berselingkuh, kebanyakan karena alasan bosan. Jadi sudah tidak ada lagi felling dengan pasangan,” sebutnya. Rini menyarankan, sebaiknya pasangan yang diselingkuhi mencari cara untuk tetap mempertahankan apa yang menjadi haknya. Cara mempertahankannya bisa dengan  meningkatkan kualitas diri, memperbaiki penampilan diri, berdandan, menjadi lebih perhatian, menjadi lebih baik dalam melayani, dan menjadi orang yang menyenangkan untuk pasangan. Pada pasangan menikah, seringkali hal-hal sederhana menjaga hubungan tetap harmonis. Sebaliknya, hal-hal sederhana juga bisa bikin hubungan berakhir tragis.  (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: