Anggaran Kebudayaan Disunat, Monumen Kejawanan Hampir Tenggelam

Anggaran Kebudayaan Disunat, Monumen Kejawanan Hampir Tenggelam

CIREBON - Pemeliharaan cagar budaya dan kebudayaan memerlukan sumber pendanaan lain. Pasalnya, tahun ini anggaran untuk Dinas Kepemudahaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP) berkurang Rp550 juta. Pengurangan anggaran tersebut salah satunya karena adanya perubahan TPL, di mana ditiadakannya honor pelaksanaan kegiatan yang masuk struktural. Dan beberapa faktor lain. Kepala Seksi Sejarah dan Cagar Budaya DKOKP, Wiyono SA SSn mengatakan, total anggaran Bidang Kebudayaan hanya Rp650 juta. Padahal tahun lalu totalnya mencapai Rp1,2 miliar. “Kita harus susun ulang program dengan skala prioritas,” ujar Wiyono, kepada Radar, Rabu (3/1). Tentunya dana tersebut akan diutamakan terlebih dahulu pada beberapa kegiatan rutin yang kerap dilaksanakan tiap tahunnya, diantaranya pesta laut nadran. Kemudian kegiatan seni di HUT Kota Cirebon. Sebab, dalam helatan tersebut juga menyajikan pelestarian kebudayaan seperti kirab budayaan dan pagelaran, serta memberikan makanan kepada sejumlah kera yang ada di situas kalijaga dan honor jupel. \"Itu beberapa kegiatan rutin yang kami lakukan tiap tahun,\" ungkapnya. Di luar itu ada beberapa kegiatan pula yang telah masuk RKA. Antara lain adalah merenovasi Monumen Kejawanan. Ia mengatakan tahun 2015 kuncen Monumen Kejawanan yang terdapat situs pemakaman tersebut telah mengajukan untuk bantuan perbaikan situs tersebut. Namun belum juga diterima. Lalu tahun ini pengajuan tersebut barulah masuk RKA. \"Untuk bisa terealisasi harus masuk dalam beberapa tahap lagi, barulah bisa dilakukan. Yang jelas ini sudah masuk di daftar RKA namun untuk realisasinya butuh waktu lagi, \" ungkapnya. Seperti yang diketahui situs tersebut memang kondisinya sudah tidak layak. Permukaan air laut yang semakin naik dikhawatirkan bisa menenggelemkan situs tersebut. Hal ini bukan hanya dirasakan situs Monumen Kejawanan saja, namun beberapa situs cagar budaya juga tak sedikit yang mengajukan renovasi atau bantuan anggaran untuk memperbaiki tempatnya. Di antaranya Tajug Kejaksan yang kini atapnya sudah rapuh dan harus ditopang, kemudian beberapa tempat lainnya. \"Untuk memberikan alokasi anggaran dana memang harus melalui beberapa tahap, dengan anggaran yang tak banyak kami juga melihat prioroitasnya, biasanya yang memang sudah parah dan memerlukan bantuan segera dan acara tahunan yang diprioritas utamakan,\" katanya. Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan DKOKP, Edi Tohidi menambahkan, untuk menyiasati anggaran yang berkurang tahun ini pihaknya pun turut meminta bantuan kepada beberapa pihak seperti kementerian, pemerintah provinsi, dan anggaran corporate social responsibiliry (CSR )berbagai perusahaan. \"Bantuan akan kami cari dari pihak lain agar kebutuhan di tahun ini bisa tetap berjalan,\" ungkapnya. Pihaknya juga tetap mempromosikan berbagai cagar budaya dan situs yang ada di Cirebon melalui beragam cara salah satunya melalui brosur sebagai sarana sosialisasi yang dibuat dan disebarkan kepada wisatan domestik maupun asing oleh UPT PIBP. \"Brosur tersebut juga disebarkan ke hotel, restauran, dan objek wisata agar wisatawan yang datang mengetahui situs budaya lainnya di Cirebon dan tertarik untuk datang,\" tukasnya. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: