Belum Terima Pesangon PG Sindanglaut, Ratusan Karyawan PKWT Protes

Belum Terima Pesangon PG Sindanglaut, Ratusan Karyawan PKWT Protes

CIREBON - Ratusan karyawan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) PG Sindanglaut per 1 Januari 2018, dirumahkan. Kontrak mereka habis dan tidak diperpanjang. Namun hingga kini, para karyawan eks PKWT tersebut belum menerima sepeserpun uang pesangon. Padahal tidak sedikit karyawan yang sudah mengabdi hingga belasan tahun. Bahkan beberapa di antaranya sudah ada yang mengabdi hingga lebih dari 20 tahun. Abdul, salah seorang eks PKWT mengatakan, meskipun hanya berstatus PKWT, namun peristiwa tahun ini baru terjadi. Menurutnya, pada tahun-tahun sebelumnya jika kontrak habis, maka karyawan PKWT hanya dirumahkan paling lama dua sampai tiga hari saja, setelah itu langsung normal kembali. “Tahun ini berbeda sekali. Kita diberhentikan dan dirumahkan, kita tidak mendapatkan gaji seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya. Menurutnya, ada opsi dari pihak managemen jika eks PKWT yang berniat bekerja kembali, harus mengirimkan lamaran pekerjaan baru. Hal inilah yang membuat para karyawan eks PKWT keberatan, selain tidak dibayar selama dirumahkan. “Kita ini banyak yang sudah belasan tahun, ada yang sampai 25 tahun. Masa iya suruh bikin lamaran pekerjaan baru lagi. Kalaupun diberhentikan harus jelas juga. Pengabdian kita selama ini, mana pesangon kita,” imbuhnya. Atas kondisi tersebut, para eks PKWT sudah sepakat akan menuntut haknya dengan cara apa pun. Bahkan, dalam waktu dekat para karyawan eks PKWT akan menggeruduk kantor direksi Rajawali II. “Tuntutannya ada dua. Kita dipekerjakan kembali seperti sediakala dengan segala hak dan lainnya. Tuntutan kedua, jika tetap diberhentikan harus ada pesangon sesuai aturan yang berlaku,” tuturnya. Sementara itu, Uun, ketua Serikat Pekerja (SP) PG Sindanglaut saat dihubungi Radar Cirebon mengatakan, saat ini dirinya sedang berada di Subang menggelar rapat bersama rekan-rekan serikat lainnya membahas langkah apa yang akan ditempuh terkait nasib para karyawan PKWT. “Saya di Subang, sedang rapat dengan teman-teman serikat dari daerah juga soal masalah itu (PKWT, red). Nanti sepulang saya dari Subang kita ketemu,” katanya. Terpisah, Wakil Ketua DPD APTRI Jabar, Mae Azhar saat ditemui Radar Cirebon sudah mengetahui kondisi tersebut. Petani yang selama bertahun-tahun bermitra dengan para PKWT merasa prihatin dengan kondisi yang ada saat ini. Menurutnya, sebagai bentuk loyalitas dan kebersamaan, para petani juga akan mendukung upaya yang dilakukan para PKWT dalam menuntut haknya. “Mudah-mudahan segera ada solusi. Para PKWT juga mitra kita. Karena dampaknya juga dirasakan petani, banyak PKWT yang tugasnya bersinggungan dengan petani. Sehingga dengan dirumahkan, ini tentu petani tidak terlayani dan otomatis terganggu serta tidak nyaman dengan kondisi yang ada,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: