Asyik, Bulog Gratiskan Rasta  Bulan Januari

Asyik, Bulog Gratiskan Rasta  Bulan Januari

CIREBON - Bulog Sub Divre Cirebon mengubah sistem subsidi penyaluran beras sejahtera (rastra) secara gratis, khusus di bulan Januari 2018. Rastra yang diberikan sebanyak 10 kg di tiap 165.213 Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) Kabupaten Cirebon ini, merupakan transformasi sesuai arahan Presiden dan Kementerian Sosial. Kepada Radar, Kepala Bulog Sub Divre Cirebon Dedi Aprilidi, melalui Kepala Seksi Pengadaan Gabah dan Beras Sub Divre Cirebon, Dadang Unanda menyampaikan, sebelumnya rastra yang disalurkan dengan jatah 15 kg beras dan subsidi Rp1.600 per Keluarga Penerima Manfaat (KPM)/bulan. Dalam bantuan sosial rastra yang disalurkan secara gratis, masing-masing KPM akan menerima 10 kg beras per bulan. \"Khusus Januari, Rastra untuk Kabupaten Cirebon gratis alias tak berbayar,\" ungkapnya kepada Radar, Minggu (7/1). Lebih lanjut, untuk bulan berikutnya (Februari) Rastra yang diperuntukan bagi 165.213 KPM atau RTSPM Kabupaten Cirebon, akan dikonversi menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Artinya, melalui BPNT, maka setiap warga (KPM) akan menerima bantuan Rp110.000 per bulan. Oleh karena itu, melalui BPNT warga miskin (per RTSPM) tinggal mendatangi e-warung untuk mendapatkan beras dan telur. \"Penyalurannya ini akan dilakukan bertahap, tidak setiap bulan. Tapi untuk Kabupaten Cirebon, mulai Februari mendatang penyaluran Rastra sudah dikonversi menjadi BPNT,\" kata Dadang. Pihaknya juga telah membentuk tim pelaksana khusus yang bertugas untuk mengawasi implementasi Rastra tak berbayar (gratis) dan BPNT. Diketahui, BPNT adalah bantuan pangan dari pemerintah yang diberikan kepada KPM setiap bulannya, melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan hanya untuk membeli pangan di e-Warung, bekerja sama dengan Bulog. \"Nanti di dalam akun kartu BPNT itu, warga menukarkannya dengan bahan makanan pokok seperti beras dan telur,\" tuturnya. Sementara itu, akibat serangan hawa wereng, kekeringan, gabah gabug, hama klowor yang mengakibatkan puluhan hektare persawahan di Kabupaten Cirebon gagal panen. Secara tidak langsung, ujar Dadang, mempengaruhi kemampuan Bulog dalam melakukan penyerapan hasil panen. \"Meski cenderung menurun, penyerapan beras 2017 dibandingkan 2016, namun untuk penyerapan beras Bulog Sub Divre Cirebon masih tertinggi dan peringkat 1 se-Indonesia. Ini karena masih surplus,\" klaimnya. Dikatakannya, ada penurunan serapan gabah yang dilakukan pihaknya akhir-akhir ini. Penyebabnya, harga gabah yang merangkak naik, yakni harga GKG di tingkat petani mencapai 6.500/kg. Sedangkan sesuai Inpres No 05 tahun 2015, harga GKG senilai Rp4.650/kg. Namun, kini terhitung 1 Agustus hingga 31 Desember 2017, pihaknya menggunakan harga fleksibilitas dengan menaikan HET GKG 10 persen dari Inpres. Dia menjelaskan, target serapan beras Bulog Cirebon tahun 2017 sebanyak 155 ribu ton, awal 31 Desember 2017 realisasinya hanya sekitar 107 ribu ton atau setara 71 persen. Namun ini masih bagus masuk peringkat 1 se- Indonesia, karena  semua daerah mengalami penurunan penyerapan. “Karena berbagai faktor, seperti gagal panen dan lainnya. Kita naikan juga GKG dari 4.650/kg menjadi Rp5.115/kg, meski petani minta di atas harga itu. Namun kami siasati dengan terus memberikan pelayanan prima kepada para mitra maupun Gapoktan, sehingga mereka pada akhirnya mau menjual ke kami,\" papar Dadang. Pelayanan yang diberikan itu, lanjutnya, berupa service one day one cash. Artinya, begitu dilakukan proses jual beli, Bulog langsung membayar secara cash dan membuka pelayanan 24 jam non stop. \"Kita tidak utang, kita langsung cash. Dan begitu ada petani yang mau kirim beras, kita langsung layani kapan pun, meskipun malam hari,\" ujarnya. Untuk stok sendiri, tambahnya, saat ini aman hingga tujuh bulan ke depan. \"Kita stok sangat aman. Ada sekitar 35 ribu ton beras hingga bulan Juli 2018,\" tandasnya. (via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: