Mesin Pencacah Plastik Bantuan Pemda Rusak, Pengelolaan Sampah Tersendat

Mesin Pencacah Plastik Bantuan Pemda Rusak, Pengelolaan Sampah Tersendat

Salah satu persoalan yang kini sulit dicari solusinya adalah pengelolaan sampah. Sejumlah program dan terobosan pun coba dibuat pemerintah, namun sampai sejauh ini belum ada yang mampu benar-benar mengatasi persoalan tersebut. ANDRI WIGUNA, Mundu SAMPAH hampir menjadi pemandangan umum saat ini. Nyaris di setiap sudut di Kabupaten Cirebon terdapat sampah. Kondisi itu diperparah lagi dengan tidak adanya pengelolaan yang baik terkait keberadaan sampah. Bahkan, terobosan dan program yang digulirkan pemerintah pun belum cukup untuk mengatasi permasalahan sampah, seperti yang ada di Desa Mundu Pesisir. Bantuan alat pengolah sampah plastik yang pernah digulirkan pada tahun 2015-2016, sampai sekarang tidak bisa maksimal. Malah, kondisinya mangkrak. Bahkan, sudah nyaris dua tahun mesin tersebut tidak dihidupkan. Padahal jika dijalankan, mesin itu mampu menyuling hasil pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Ketua Pokmas Darma Muda, Nusrin saat ditemui Radar mengatakan, kendala yang dihadapi kelompoknya dalam pengelolaan alat tersebut adalah biaya. Menurutnya, untuk setiap pengolahan sampah plastik, pihaknya harus merugi sekitar Rp50 ribu. “Selain itu, kondisi minyaknya juga bukan minyak yang siap pakai. Harus diolah kembali sebelum digunakan. Mirip minyak mentah, kalau digunakan untuk mesin, filter-filternya cepat rusak. Paling digunakan untuk rumah tangga, bahan bakar kompor,” ujarnya. Mesin tersebut, menurut Nusrin, merupakan bantuan dari pemerintah. Saat ini, diakuinya kedua mesin utama sebenarnya masih bisa dijalankan. Kerusakan hanya ada pada mesin pencacah plastik yang beberapa bagian sparepart-nya perlu diganti. “Saya coba kemarin. Mesin pencacah plastiknya rusak, tidak bisa digunakan. Mungkin karena terlalu lama nganggur,” imbuhnya. Melihat sampah adalah persoalan bersama, saat sampah dipandang sebagai masalah, maka ia akan menjadi musuh. Namun ketika dipandang dan diperlakukan sebagai hal yang punya nilai ekonomis, maka ia akan membawa manfaat. “Jadi persoalan utamanya di sudut pandang, setelah itu baru bicara pengelolaan,” ungkapnya. (*)   Alat pengolah sampah plastik yang merupakan bantuan pemerintah, sudah dua tahun tak beroperasi. Ada kerusakan pada mesin pencacah plastik, yang harus diganti sparepart-nya. Foto: Andri Wiguna/Radar Cirebon

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: