Terkait Semburan Gas Liar, Hero Minta Pertamina Buka Posko Pengaduan

Terkait Semburan Gas Liar, Hero Minta Pertamina Buka Posko Pengaduan

INDRAMAYU - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, DR Ir HE Herman Khaeron MSI meminta kepada Pertamina agar segera mengatasi semburan gas bercampur lumpur di Desa Sukaperna Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut disampaikan Hero, sapaan Herman Khaeron, saat melakukan kunjungan langsung ke Desa Sukaperna, Senin (8/1). Herman Khaeron mengatakan, memang benar semburan tersebut tidak ada kaitannya dengan aktivitas pengeboran Pertamina. Namun demikian kata dia, kenyataan di lapangan sudah menimbulkan dampak. \"Kita lihat sendiri di lapangan  bagaimana dampak semburan gas rawa tersebut bagi masyarakat. Pertamina harus segera mencari solusi, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang,” ujar politisi Partai Demokrat ini. Hero menambahkan, Pertamina, DPR, dan pihak terkait sudah sepakat akan terus memantau semburan gas di Tukdana. Dia pun meminta agar Pertamina membuka posko di lokasi semburan. “Harus ada posko, supaya masyarakat kalau ada apa-apa gampang mengadu,” katanya. Direktur Umum Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan, semburan gas di Sukaperna tidak ada kaitannya dengan aktivitas pengeboran Pertamina di sekitar lokasi. Hal tersebut terungkap setelah dilakukan uji laboratorium terhadap semburan tersebut. \"Gas rawa tidak diapa-apakan juga muncul melalui retakan-retakan. Pertamina mengebor sampai kedalaman 1.300 meter,\" ujar dia. Kendati tak ada kaitannya namun Pertamina kata dia tetap memiliki tanggung jawab. Terlebih Pertamina melakukan aktivitas pengeboran di lokasi tersebut. Salah satu upaya yang sedang ditempuh yakni mengalirkan semburan gas menggunakan pipa PVC dan dibuang ke sungai. Hal tersebut supaya gas lebih terpusat sehingga tidak membahayakan masyarakat. “Kami ini siap membantu,” ungkapnya. Untuk itu, Nanang meminta agar masyarakat turur membantu menciptkan suasana kondusif di lapangan. Agar para petugas dapat bekerja dengan maksimal. Dia menegaskan, gas yang menyembur merupakan gas metan. Gas tersebur tidak akan berbahaya jika tidak dihirup secara langsung. \"Seperti asap knalpot kendaraan. Kalau tidak dihirup secara langsung tidak berbahaya,\" ujarnya. Yang dikhawatirkan gas metan akan sangat reaktif jika terpicu oleh api. Semburan gas rawa bercampur lumpur di Desa Sukaperna, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu sudah ditangani. Semburan gas tersebur sudah dialirkan dan dibuang ke sungai setempat. Selain itu juga dialirkan melalui sumur BDA-02 Kuwu Sukaperna Khasanudin mengatakan, kejadian menyemburnya gas bercampur air dan lumpur sudah berlangsung semenjak tiga tahun terakhir. Selama itu pula warga sudah mengadukan kepada pemerintah. \"Yang datang cuma mengecek-mengecek saja. Saya sampai pusing, mohon dijelaskan,\" kata Hasanudin. Awalnya kata dia, semburan hanya terjadi di 50 titik saja. Kini terus bertambah hingga jumlahnya sekitar 195 titik semburan di rumah warga. Hasanudin meminta ada solusi nyata terkait semburan gas di desanya. Apalagi sejauh ini tidak ada kompensasi sejauh apapun dari pemerintah atau pihak terkait. \"Desa kami dulu tenang dan damai,\"tutur dia. Pantauan Radar di lokasi, semburan gas masih terjadi di banyak lokasi. Salah satunya terjadi di Rumah milik Sarniti. Di belakang rumah nenek renta tersebut air bercampur gas dan lumpur masih menyembur cukup kuat.(oet) UTOYO PRIE ACHDI/RADAR INDRAMAYU SOLUSI: Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Herman Khaeron melakukan kunjungan ke Desa Sukaperna Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: