Kondisi Shelter Jalan Cipto Pengap, Pedagang: Gak Bisa Kita Pindah

Kondisi Shelter Jalan Cipto Pengap, Pedagang: Gak Bisa Kita Pindah

CIREBON - Kondisi Bangunan Shelter Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jl Cipto Mangunkusumo sedang jadi pembahasan hangat. Para pedagang tak habis pikir dengan kondisi bangunan yang akan mereka tempati. \"Saya pernah masuk ke sana. Belum nyampe belakang aja udah nggak kuat. Rasanya panas, pengap. Gimana nanti kalau udah ditempati?\" ujar salah seorang pedagang yang terdata untuk relokasi, Yuyun (24), kepada Radar, Minggu (14/1). Dengan kondisi shelter yang seperti itu, ia pun ragu dengan pembeli. Mereka jelas tidak akan mau masuk ke tempat yang pengap dan panas seperti itu. Padahal di lokasi itu belum ada aktivitas manusia maupun pedagang makanan yang memasak. “Kebayang nanti 70 orang di sini. Panasnya sepreti apa nanti,” tuturnya. Mumpun belum dipakai Yuyun menyarankan pemerintah berpikir ulang memaksa pedagang masuk ke dalam shelter. Sebab tujuan menyediakan lahan relokasi ini adalah pemberdayaan dan penataan PKL. Mengacu dua tujuan itu, sudah selayaknya lahan relokasi dibuat layak. “Aspirasi pedagang harus didengar. Nggak bisa kita dipaksa pindah, tapi tempatnya seperti itu,” katanya. Pedagang lainnya, Asep (25) mengaku ia sempat menerima bila ada relokasi bagi PKL. Bahkan berterima kasih pada pemerintah yang telah membuatkannya. Namun setelah mengecek ke lokasi, ia kecewa berat. Bagaimana mungkin bangunan seperti itu ditempati puluhan pedagang. \"Sebenernya mah setuju kalau dipindahkan, cuma yang bikin kurang setujunya itu kenapa mesti atapnya rendah? Dari luar aja ngga kelihatan, di dalam juga pengap,\" ujarnya. Pedagang, kata dia, hanya ingin diberi tempat yang layak. Tidak perlu mewah. Sehingga pembeli pun tertarik datang dan nyaman. Pedagang juga punya tempat yang memadai untuk menata kembali usahanya di tempat baru. Dengan kondisi bangunan yang seperti itu, kalaupun dipaksa pindah pedagang malah akan menderita. Pembeli pun tidak akan betah jajan di lokasi tersebut. SEMPURNAKAN FASILITAS Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah (Disdagkop-UKM), Ir Yati Rohayati mengimbau pedagang untuk menerima kondisi shelter apa adanya. Ia menjanjikan secepatnya akan kembali disempurnakan oleh dana corporate social responsibility (CSR) PT Mayora. “Kami sudah sampaikan waktu sosialisasi ke pedagang,” ujar Yati, Jumat (12/1). Menurut Yati, arahan dari Sekretaris Daerah, Drs Asep Deddi MSi juga seprti itu. Pedagang diminta untuk masuk ke shelter. “Insya Allah pemerintah akan membuat senyaman mungkin baik untuk pedagang dan pembelinya nanti,\" katanya. Mengenai kondisi atap yang terlalu pendek, Yati menyebutkan kontur tanah di lokasi ini memang cukup berbeda. Lain dengan shelter di Bima dan di samping BJB Siliwangi. Ketika pengurugan dilakukan adalah kesalahan rencana. Prediksi awal urugan hanya 1,5 meter. Ternyata setelah dilakukan butuh sampai 3 meter. Kondisi ini akhirnya mengimbas pada bangunan. “Kalau bangunan sesuai spek yang disusun,” tuturnya. (myg)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: