Target Tahun 2018 Turun, Bulog Hanya Serap 118 Ribu Ton Beras

Target Tahun 2018 Turun, Bulog Hanya Serap 118 Ribu Ton Beras

CIREBON - Bulog Sub Divre Cirebon tahun 2018 ini, menargetkan penyerapan gabah dan beras sebesar 118.000 ton, atau turun dari target serapan tahun 2017 sebanyak 150.000 ton setara beras. Penyerapan tahun ini, untuk memenuhi kebutuhan pengadaan sekaligus mengamankan harga di tingkat petani. “Hingga akhir 2017 kemarin, target serapan kita memang belum berjalan optimal. Sebab, tahun kemarin merupakan tahunnya gagal panen yang hampir terjadi pada sebagian wilayah Cirebon,” ujar Kepala Bulog Cirebon, Dedi Aprilyadi didampingi Kasi Pengadaan Bulog Cirebon, Dadang Unanda, Minggu (14/1). Hingga akhir tahun 2017 lalu, target serapan beras Bulog Cirebon yang mencapai 150.000 ton beras telah tercapai sekitar 71 persennya atau tersedot 107.000 ton dari target prognosa akhir tahun. “Kendati demikian, secara kuantum pengadaan beras dilakukan Bulog Cirebon akhir tahun kemarin, merupakan salah satu yang tertinggi untuk tingkat nasional,” katanya. Lebih lanjut, ujar Dadang Unanda, pada tahun ini, Bulog Cirebon menargetkan penyerapan beras sebesar 118.000 ton. Dari target penyerapan tahun ini, diakuinya, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan target prognosa tahun 2017. “Ini karena adanya sistem perubahan dan kebijakan dari Bulog Pusat, selain isu-isu pengurangan serapan beras PSO (Beras Untuk Rastra). Atau akan menjadi lebih besar untuk serapan beras komersil,” ujarnya. Labih lanjut diungkapkan, untuk penyerapan gabah dan beras dapat melimpah di tahun ini. Bulog berharap pada saat terjadinya masa panen raya yang diperkirakan pertengahan Maret hingga April 2018 mendatang. “Menjelang puncak musim panen nanti, kita harapkan serapan akan lebih besar. Selain itu, untuk melakukan serapan Bulog Cirebon juga telah melakukan seleksi ulang terhadap Mitra Kerja (MK) serta mempersiapkan Satuan Tugas (Satgas) Bulog untuk diterjunkan langsung menyerap gabah dan beras petani,” imbuhnya. Sedangkan terkait program penyaluran beras Rastra, Dadang Unanda mengatakan, tahun ini belum ada kesepakatan dengan masing-masing pemerintah daerah. “Untuk penggantinya, sementara ini lebih ke program penyaluran bantuan sosial (Bansos) Rastra yang dari masing-masing penerimanya akan menerima 10 kg beras secara gratis,” tuturnya. Untuk program tersebut, sambung Dadang, akan dialokasikan di Kabupaten Cirebon selama satu bulan, di Kuningan selama enam bulan, dan Majalengka selama dua bulan. Sementara, Kepala Seksi Analisa Harga dan Pasar Kantor Sub Divre Bulog Cirebon, Trilia Asmaraati mengatakan, di Kabupaten Cirebon ada sekitar 600 pabrik penggilingan. Namun hanya 91 yang menjadi mitra kerja Bulog. Hal ini karena ada standar untuk menjadi mitra kerja, seperti ketentuan produksi minimal 15 ton, dengan kapasitas gudang 200 ton, agar bisa mendapat kontrak dari Bulog. “Jadi, tidak sembarang bisa jadi mitra Bulog,” tegasnya. Diakuinya, terkait kenaikan harga beras ini, Satgas Pangan sudah melakukan koordinasi dengan Bulog. Berdasarkan surat Mendag, untuk menekan harga pasar, Bulog menggelontorkan 1.200 ton beras ke masyarakat melalui operasi pasar. \"Kita ada sedikit mekanisme yang diubah. Jika sebelumnya kita distribusikan operasi pasar beras cadangan pemerintah melalui kelurahan dan pasar, tahun ini kita distribusikan melalui pedagang besar dan distributor. Masing-masing 100 ton setiap distributor, kita gelontorkan sampai akhir Januari ini untuk menekan harga beras,\" jelasnya. Terkait kualitas beras Bulog yang kerap tidak diminati pasar, Trilia mengatakan, beras yang disedikan untuk operasi pasar ini, masuk beras kualitas premium. Dia menyebutkan, saat pelaksaanaan operasi pasar, banyak masyarakat yang membutuhkan beras yang dijual seharga Rp8.000/kg tersebut. Apabila dibandingkan dengan harga beras yang sama yang harganya mencapai Rp10 ribu-11ribu/kg. “Banyak pelaku usaha seperti pedagang makanan itu, malah terbantu dengan adanya operasi pasar beras ini. Jadi, kami rasa beras Bulog juga masih diminati,” ujarnya. (via/jml)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: