Keluarga Rahmat Menolak Damai dengan Tersangka

Keluarga Rahmat Menolak Damai dengan Tersangka

CIREBON-Rahmat Setiawan masih terbaring lemah di RSD Gunung Jati. Rabu (18/1), remaja 17 tahun yang tercatat sebagai pelajar SMKN 1 Kota Cirebon itu belum banyak bicara. Meski anak panah yang mendarat di kepalanya sudah dicabut, dia belum banyak bergerak. “Masih pusing,” ungkapnya pelan kepada Radar. Dia juga masih kesulitan mengunyah makanan. Gerakan mulut dan gigi membuat ia merasakan sakit di bagian kepala. Karenanya, Rahmat banyak rebahan di atas bangsal perawatan. Bersama kerabat, dia pun sudah mendengar informasi soal penangkapan pelaku yang memanahnya. Seperti diungkapkan Suato (46), salah satu paman Rahmat. Suato mengaku telah mendengar dari pihak kepolisian bahwa beberapa pelaku telah diamankan dan kini mendekan di Mapolres Cirebon Kota. “Saya dengar ada tiga orang sudah ditangkap. Kami mengucapkan terima kasih kepada polisi yang sudah menangkap pelaku,” ujarnya. Tapi, sambung Suato, dia dan keluarga besarnya masih belum terima dengan aksi kejam pelaku. “Kami jelas tidak terima. Keponakan saya menjadi korban. Tidak tahu apa-apa, tidak pernah tawuran, malah dipanah dan sekarang harus dirawat. Kalau ada keluarga pelaku yang datang untuk diselesaikan secara kekeluargaan, saya tidak akan menerima. Kasus ini harus diselesikan lewat proses hukum,” tegas Suato. Baca: Tiga Pelaku yang Memanah Kepala Rahmat Tertangkap Ternyata Ini Motif Aksi Brutal Panah Berdarah Pelaku Pemanah Rahmat sudah Tiga Kali Pindah Sekolah Dia juga meminta kepolisian mengusut tuntas kasus ini. Apalagi disebut-sebut masih ada beberapa pelaku lain yang masih belum tertangkap. Para pelaku, sambung dia, harus diproses hukum dan mendapatkan hukuman yang setimpal. “Supaya ada efek jera. Ya kalau ada yang belum ditangkap, kami berharap segera ditangkap juga,” tandas Suato. Terpisah, Kapolres Cirebon Kota AKBP Adi Vivid Agustiadi Bachtiar mengatakan tiga pelaku yang diamankan adalah RY (17) dari salah satu SMA swasta di wilayah Kedawung, FM (17) dari salah satu SMK swasta di wilayah Jamblang, dan AR (16) dari salah satu SMK swasta di wilayah Plered. Pelaku RY dan FM diamankan di salah satu lokasi di Desa Orimalang, Kecamatan Jamblang, sedangkan AR diciduk  saat berada di Desa Wanasaba, Kecamatan Talun. Kini masih ada tiga orang lagi yang diburu. Para pelaku, kata Adi Vivid, menganggap SMKN 1 Kota Cirebon yang merupakan sekolah korban, adalah musuh. “Makanya saat korban dan rekan-rekannya turun dari angkutan umum dan berjalan kearah SMKN 1, langsung diserang dengan anak panah,” terang Adi. Seperti diberitakan radarcirebon.com, peristiwa yang menimpa Rahmat terjadi Senin (15/1) sekitar pukul 07.15 WIB. Pagi itu korban dan rekan-rekannya hendak menyeberang Jl Brigjen Darsono, tepat di sekitar Monumen Perjuangan atau depan kantor Bappeda Kota Cirebon. Hendak menuju sekolah mereka di Jl Perjuangan. Belum sampai seberang jalan, muncul pelajar lain sekitar 6 orang dengan menggunakan 3 sepeda motor menuju arah Terminal Harjamukti. Para korban terkejut, karena para pelajar yang menggunakan sepeda motor itu secara brutal melakukan penyerangan dengan menggunakan panah. Satu anak panah seketika menancap di kepala korban bagian kanan, tepat di atas telinga. Korban ambruk, para pelaku kabur. Warga dan rekan-rekan korban langsung melakukan evakuasi ke RS Ciremai. Setelah penanganan medis di UGD, Rahmat lalu dipindahkan ke RSD Gunung Jati. (arn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: