Kampung Nelayan Waruduwur, Sehari Bisa Produksi hingga 2 Ton Rajungan

Kampung Nelayan Waruduwur, Sehari Bisa Produksi hingga 2 Ton Rajungan

CIREBON – Salah satu hasil laut Cirebon yang bernilai tinggi adalah rajungan. Salah satu keluarga kepiting dari kelas malacostraca ini hidup dan berkambang banyak di perairan Cirebon. Makanya, nelayan Cirebon tidak begitu sulit menemukan rajungan. Selain itu, banyak kampung nelayan di Cirebon mampu menyuplai daging rajungan dalam skala besar kepada pabrik-pabrik impor. Desa Waruduwur, desa di pesisir Kabupaten Cirebon yang mampu menggali potensi rajungan secara maksimal. Nyaris seluruh nelayan di Desa Waruduwur mencari rajungan. “Sangat jarang menemukan nelayan mencari ikan. Nelayan kita fokus mencari rajungan. Kalau pun dapat ikan, jarang sekali dijual. Paling mentok hanya buat konsumsi sendiri atau dibagikan ke tetangga,” ujar Kuwu Waruduwur, Dudi Suhaedi SH saat ditemui Radar Cirebon. Dari seribu lebih nelayan di Desa Waruduwur, hampir seluruhnya mencari rajungan untuk mensuport bakul dan pengusaha rajungan kupas yang nantinya dikirim ke pabrik-pabrik importir. “Jika musim rajungan sedang pada puncaknya, mencari 2 ton rajungan di Desa Waruduwur sangat gampang. Kalau hasil tangkapan tergantung cuaca. Kalau lagi bagus dan rezeki, tentu hasilnya banyak,” terangnya. Di Desa Waruduwur, sekitar 25 pengusaha rajungan kupas sebagian besar bahan bakunya dari nelayan sekitar. Setiap pengusaha atau tempat usaha, jika sedang ramai, bisa menyerap 50 sampai 100 buruh kupas. “Rajungan kupas ini produk unggulan warga Desa Waruduwur. Dulu, nelayan sekitar masih konvensional, mencari segala jenis tangkapan. Namun semakin ke sini, yang dicari hanya rajungan saja. Alasannya karena punya nilai ekonomis yang tinggi,” bebernya. Saat ini, menurut Dudi, dia sedang mengembangkan konsep agar usaha masyarakat tersebut bisa terintegrasi dengan BUMDes Samudera Jaya. Sehingga, usaha yang menjadi penopang hidup masyarakat Waruduwur bisa berkembang dengan baik dan maju pesat. “Kita ada wacana ke sana. Mudah-mudahan ada keseragaman persepsi. Sehingga nantinya, BUMDes berfungsi tak hanya sebagai unit pemberdayaan masyarakat melalui usaha-usaha kreatif. Tapi juga bisa sebagai wadah untuk meningkatkan mutu dan kualitas produksi,” katanya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: