Malam-Malam Diterjang Banjir,  Ribuan Rumah Terendam

Malam-Malam Diterjang Banjir,  Ribuan Rumah Terendam

CIREBON- Ribuan rumah di empat desa di Kecamatan Astanajapura dan Lemahabang terendam banjir, tadi malam. Warga panik karena air datang tiba-tiba saat malam hari. Padahal, sore harinya hujan hanya turun sebentar. Banjir sendiri disebabkan oleh meluapnya dua sungai, yakni Sungai Singaraja dan Singaratu yang ada di wilayah tersebut. Ketinggian air bervariasi. Di beberapa titik, air mencapai ketinggian hingga satu meter lebih. Desa terparah yang terdampak banjir adalah Desa Japura Bakti, Kecamatan Astanajapura. Air di desa ini sulit keluar karena terhalang badan jalan Tolkanci-Pejagan. Dede Ahmad (30) warga Desa Japura Bakti mengatakan air mulai naik dan masuk ke pemukiman sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu air datang dengan cepat sehingga sempat menimbulkan kepanikan. “Air yang datang langsung besar. Sebenarnya sudah biasa kalau di Japura Bakti hampir setiap tahun dapat banjir. Tapi tadi kaget juga karena air tiba-tiba naik. Kejadian terakhir persis setahun lalu. ini banjir pertama tahun ini,” ujar Dede saat ditemui Radar, tadi malam. Dikatakan Dede, untuk wilayah Japura Bakti meskipun tidak seluruh wilayah terendam, namun hampir dipastikan jika rumah yang paling banyak terendam adalah di Japura Bakti. “Memang tidak semua rumah terendam, karena ada banyak rumah juga yang sudah ditinggikan. Tapi kalau jumlah, saya yakin paling banyak di Japura Bakti,” ujar Dede. Ditambahkan, banjir yang terjadi saat ini tidak lepas dari siklus tahunan. Sebenarnya sudah banyak yang mengantisipasi terjadinya banjir. “Kalau tahun kemarin itu sekitar bulan Februari. Tahun kemarin lebih besar. Banjir mala mini (tadi malam, red) datang lebih awal. Tapi kalau dibandingkan tahun lalu, kalah besar yang sekarang,” bebernya. Sanusi, warga Japura Bakti, mengatakan kondisi cuaca memang sudah mendung sejak siang. Hujan pun turun sejak pukul 15.00 WIB. Hujan turun tidak terlalu lebat dan hanya sebentar. Meski hujan turun tidak lebat, bukan berarti bebas dari banjir. Sejak pukul 18.00, meski hujan sudah reda, air akhirnya masuk ke dalam rumah-rumah warga. Hampir seluruh wilayah Desa Japura Bakti pun terendam. Banjir merendam Balai Desa Japura Bakti, sekolah dasar, dan ratusan rumah warga. Terparah di RW 04 Japura Bakti. Ketinggiannya sampai sepaha orang dewasa. \"Tiap tahun banjir, tahun kemarin lebih parah. Hujanya sih kecil, sudah reda, tapi luapan dari sungai. Kiriman dari Kuningan, di hulunya hujan lebat, jadi ya kami kena,” kata sanusi. Bagi Sanusi, banjir sudah menjadi rutinitas. Tahun ini masih tidak separah tahun lalu. Tahun lalu ketinggiannya mencapai dada orang dewasa. Meski demikian, tetap saja membuat warga terganggu. Pantauan Radar Cirebon, sejumlah warga mencoba menyelematkan barang berharga yang ada di dalam rumah ke tempat yang aman. Mereka juga berjaga di depan rumah lantaran air masuk ke dalam. Sementara di aliran sungai, sampah-sampah yang terbawa arus tersendat di jembatan. Beberapa warga mencoba untuk mengangkat sampah tersebut. \"Barang-barang sudah dipindah ke tempat aman. Di dalam rumah sudah masuk air,\" tamah Sanusi. Sanusi lebih memilih tak mengungsi ke tempat aman. Lantaran ketinggian air tidak terlalu parah seprrti tahun lalu. Nendi, warga lainnya, juga mengalami nasib serupa. Dia menuturkan, luapan air sungai itu masuk cukup cepat ke dalam rumahnya. Luapan sungai itu kerap menimbulkan banjir meski hujan di daerahnya tak begitu lebat. Apalagi desanya dilewati tiga sungai. Setelah ada pembangunan tol, aliran sungai semakin terhambat. Dia pun berharap ada solusi untuk bisa mengurangi dampak banjir dari luapan air sungai tersebut. Sehingga warga tak selalu waswas kedatangan banjir dari luapan ai sungai itu. Sementara Rudiana, Kuwu Desa Lemahabangkulon, kepada Radar mengatakan ada ratusan rumah warganya yang terendam banjir. Namun tidak sampai membuat warganya mengungsi. “Sempat sampai lutut, tapi tidak sampai ada yang ngungsi. Sebenarnya hujannya kecil dan tidak lama. Makanya warga kaget. Tidak ada tanda-tanda sebelumnya, tiba-tiba air meluap. Kayaknya kiriman dari hulu,” paparnya. Selain merendam Desa Japura Bakti dan Desa Lemahabangkulon, banjir juga melanda Desa Lemahabang dan Desa Tuk, Kecamatan Lemahabang. Warga sempat berkumpul di balai desa karena khawatir air akan semakin tinggi. Namun warga yang awalnya mengungsi akhirnya pulang ke rumah masing-masing setelah air semakin surut. Hingga berita ini ditulis Kamis dini hari (25/1) sekitar pukul 01.00 WIB, ketinggian air di Desa Japura Bakti belum surut. Pihak BPBD pun masih melakukan pendatan untuk mendata dampak dari banjir, termasuk jumlah rumah yang terendam. (dri/jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: