Orang Tua Minta Cepat Direnovasi, Disdik Gandeng Swasta dan BUMN Bantu Perbaikan SD

Orang Tua Minta Cepat Direnovasi, Disdik Gandeng Swasta dan BUMN Bantu Perbaikan SD

CIREBON - Orang tua siswa SDN Gelatik mendesak Pemerintah Kota Cirebon memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan yang rusak. Pasalnya, hampir sebagian besar plafon ruang kelas keropos dan membahayakan murid. “Sangat memprihatinkan seharusnya perbaikan sarana dan prasarana gedung sekolah ini diutamakan jangan dibiarkan seperti ini,” ujar Halimah (45), kepada Radar, Rabu (24/1). Halimah mengatakan, dengan kondisi bangunan yang rusak dan tidak memadai tentunya sangat mengganggu dalam kegiatan belajar dan mengajar. Bahkan siswa harus belajar bergiliran dan daya serap terharap pelajaran dikhawatirkan juga tidak maksimal. “Tentu saja kami selaku orang tua siswa sangat prihatin melihat kondisi bangunan seperti ini, karena kalau dibiarkan tanpa ada perbaikan dikhawatirkan akan semakin tambah rusak kondisinya dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya. Pihaknya berharap Dinas Pendidikan Kota Cirebon berupaya melakukan perbaikan ruang kelas dan harus sesuai dengan skala prioritas. Hal senada disampaikan Firdaus (40). Pihaknya berharap pemerintah tanggap dalam menangani sekolah yang butuh perbaikan. Hal itu untuk keberlangsungan belajar anak-anak di sekolah. \"Supaya anak-anak belajarnya tenang. Kalau sekarang, masih ada kelas yang digabung belajarnya, gak kondusif,\" tuturnya. Seperti yang diketahui, di SDN Gelatik ada enam ruang yang mengalami kerusakan dan tidak bisa dipakai. Diantaranya ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas 2, ruang kelas 3, ruang kelas 4 dan perpustakaan. Padahal, untuk proses KBM dan kegiatan sekolah dibutuhkan sekiranya 9 ruang. \"Yang rusak ada 6 ruang, kita butuh 9 ruang,\" ujar salah satu guru SDN Gelatik, Slamet Priyono. Dari seluruh ruang yang tidak bisa dipakai, mayoritas kerusakan terjadi pada bagian atap. Ada juga sejumlah ruangan yang rusak bagian dinding, pintu hingga jendela. Slamet mengatakan, kerusakan terjadi sejak 2017. Karena ruangan tidak bisa dipakai, sejumlah aktivitas KBM dilakukan bergantian. Kelas pagi memulai KBM pukul 07.00-12.00 WIB dan kelas siang mulai pukul 12.30-17.00 WIB. \"Yang pagi kelas 1, kelas 3 dan kelas 5. Yang siang kelas 4, kelas 2 dan kelas 6. Yang kelas 1 dan 3 juga disekat, karena ruangannya terbatas,\" jelasnya. Selain KBM yang bergantian, akibat kerusakan yang sebagian menimpa atap tersebut mengakibatkan instalasi listrik tak berfungsi. Dampaknya, penerangan sejumlah kelas tidak ada. Suasana belajar para siswa pun, kata Slamet, kurang kondusif karena kondisi kelas yang terbatas. Seperti kelas 1 dan kelas 3 yang digabung dalam satu ruangan. \"Itu kan disekat, jadi gak kondusif,\" katanya. Terkait kerusakan itu, pihak sekolah sudah mengajukan perbaikan ke Dinas Pendidikan Kota Cirebon. Slamet berharap perbaikan segera dilakukan mengingat pentingnya ruang kelas untuk menunjang KBM siswa. \"SDN Gelatik itu sekolah yang termasuk paling lama, bangunannya juga sudah rapuh. Berharap ada perbaikan secepatnya,\" harapnya. Sementara Kepala Dinas Pendidikan, Drs H Jaja Sulaeman MPd mengaku tengah memperjuangkan untuk menghimpun dana dari perusahaan swasta dan BUMN. Selain menghubungi perbankan yang bermitra dengan pemerintah, kadisdik juga road show ke beberapa lembaga seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Beberapa BUMN seperti PT Pelindo II Cirebon juga akan diajak berkontribusi pada perbaikan sarana dan prasarana pendidikan. “Pendidikan tidak hanya tanggung jawab pemerintah. Ini tanggung jawab bersama,” tuturnya. Dijelaskan Jaja, sesuai UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ada peran aktif swasta dan masyarakat dalam membangun pendidikan. Termasuk peningkatan sarana prasarana sekolah. Selama ini, Pemerintah Kota Cirebon terus membangun sarana pendidikan. Namun, keterbatasan anggaran menjadi kendala. Walaupun, anggaran dari APBD sudah dilakukan untuk peningkatan sarana prasarana pendidikan, hanya saja karena keterbatasan anggaran pembangunan dilakukan secara bertahap. Untuk itu, tim disdik bergerak dengan menjalin komunikasi aktif bersama pihak swasta. \"Kami sudah bertemu dengan pimpinan Bank bjb Cabang Cirebon dan Pelindo. Mereka mendukung dan siap berpartisipasi,\" terangnya. Selain partisipasi swasta, disdik juga mengajukan usulan melalui Badan Perencanaan Pembagunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D), untuk mendapatkan alokasi anggaran pembangunan sarana dari provinsi dan pusat. (mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: