Kementerian PUPR Gandeng BMKG Antisipasi Bencana

Kementerian PUPR Gandeng BMKG Antisipasi Bencana

JAKARTA - Cuaca dan bencana alam sering menjadi penghambat pembangunan. Seperti bencana hidrometeorologis, yaitu bencana yang diakibatkan cuaca seperti kebakaran hutan, El Nino, dan banjir. Menyiasati hal itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Menteri PUPR, Basuki Hadimulyono mengatakan pihaknya bersama Dirjen Bina Marga dan BMKG saling bekerja sama dalam proyek pembangunan infrastruktur mulai dari perencanaan, pembangunan, sampai operasinya. “Terkait klimatologi, kami butuh ramalan atau prediksi untuk membantu kita. Seperti saat membangun tol. Ini kita tergantung cuaca. Keefektifan bekerja bisa kita laksanakan dengan ramalan. Misal bekerjanya bisa kita atur untuk dipercepat di jam-jam saat tidak turun hujan,” ujar Basuki dalam acara talkshow Kesiapan Infrastruktur dan Transportasi dalam Menghadapi Risiko Bencana Hidrometeorologis, di gedung auditorium BMKG Jakarta, Jumat (26/1). Diakui Basuki, PUPR sendiri memang membutuhkan BMKG dalam setiap guidense terhadap kerentanan resiko bencana. “Kegunaan BMKG itu membantu infromasi untuk dasar perencanan setiap pembangunan infrastruktur, dan  memperkecil resiko atas dampaknya. PUPR memiliki antisipasi dan respon terhadap resiko dengan pembuatan infrastruktur seperi embung, giant sea wall, ataupun tanggul,” jelasnya. Lebih lanjut, Basuki  mengatakan, pada 2015-2017 lalu, fokus Kementerian PUPR adalah membangun infrastruktur untuk jangka panjang, yang hasilnya bukan untuk sekarang-sekarang. “Maka Presiden selalu mengingatkan dalam setiap rapatnya agar selalu inovatif. Orang lain sudah berubah kok kita belum. Presiden juga mengatakan jangan kita terjebak dalam rutinitas, kita harus jebol itu ide gila-gila,” ungkapnya. Setuju dengan Basuki, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Informasi terkait hal-hal yang antisipatif, harus didukung dengan peralatan yang canggih. “Informasi cuaca dan bencana, harus di awal. Supaya kita bisa memberikan kelola dan meminimalisir. Situasi bencana dan informasi ini sangatlah penting. Makanya, harus difasilitasi dengan alat canggih,” ujar Budi karya. (zain)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: