Soal Penemuan Makam dan Sumur Tua, Disbudparpora Datangkan BP3 Banten

Soal Penemuan Makam dan Sumur Tua, Disbudparpora Datangkan BP3 Banten

CIREBON - Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Cirebon menindaklanjuti penemuan sumur dan makam tua di Blok Maju RT 12 RW 3 Desa Tegalwangi, Kecamatan Weru. Kepala Bidang Kebudayaan Disbudparpora Kabupaten Cirebon Oop Opandi mengatakan, rencananya dalam waktu dekat membuat surat untuk disampaikan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Selain itu, mendatangkan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Banten untuk memastikan sumur dan makam tersebut situs kuno atau bukan. (Baca: Gali Tanah Bikin Pondasi Rumah, Temukan Sumur dan Makam Tua) \"Langkah kita nanti menyampaikan surat ke pemerintah provinsi, tapi nanti akan ada tim pengkaji, yaitu BP3 Banten yang ke TKP dan membawa oleh-oleh yang nantinya itu diuji di Bandung,\" katanya. Oop mengakui, hingga saat ini pihak disbudparpora belum sempat meninjau lokasi. Namun pihak disbudparpora memastikan, akan menindaklanjuti penemuan warga tersebut. \"Segera, tapi kita perlu jawaban, karena kita ada tim. Ya mudah-mudahan secepat mungkin, agar masyarakat puas kalau kita sudah menentukan tempat itu (situs apabukan, red),\" ujar Oop. (Baca: Tiga Makam dan Dua Sumur Kuno Masih Ramai Dikunjungi Warga) Seperti diketahui, Warga Blok maju, RT 12 RW 03, Desa Tegalwagi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, menemukan sebuah sumur dan makam tua diduga peninggalan zaman kerajaan. Sumur dan makam tua tersebut tepatnya di depan rumah Ruswiyanto, warga setempat. Informasi yang dihimpun radarcirebon.com, sumur dan makam tua tersebut ditemukan pada Minggu lalu (14/1). Saat itu sejumlah pekerja bangunan hendak membangun rumah milik Supri. Ketika hendak menggali tanah membuat pondasi rumah, cangkul para pekerja bangunan membentur sebuah benda keras. Karena penasaran, pekerja mengorek tanah dan terkejut, menemukan tumpukan bata tertata rapih yang ternyata merupakan sebuah makam. “Pada saat menggali tanah untuk bikin pondasi rumah Supri, kami menemukan batu bata yang tertata rapih. Kami nggak paham apa itu, tetapi ada temen pak elang Aji dari Kanoman meminta kami untuk menghentikan pembangunan, karena katanya di tempat ini ada,” kata Septian (21) anak Ruswiyanto. (cecep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: