Bocah 8 Tahun Asal Kuningan Diculik dan Dianiaya di Bogor

Bocah 8 Tahun Asal Kuningan Diculik dan Dianiaya di Bogor

KUNINGAN-Kasus penganiayaan seorang bocah bernama Bagas Arif Ardianyah (8) warga Desa Cikubangsari, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan  oleh orang tua asuhnya di daerah Cilengsi, Bogor jadi viral di media sosial, membuat sang bibi Neni (51) yang mengasuh Bagas sejak masih kecil merasa sakit hati. Terutama terhadap tetangganya yang bernama Mariyam yang turut berperan dalam penculikan keponakannya tersebut sekitar 1 tahun 7 bulan yang lalu. Neni mengungkapkan, kasus tersebut bermula dari hilangnya Bagas pada pertengahan September 2016 lalu saat Bagas tengah bermain bersama teman-temannya di sekitar rumah. Panik mendapati Bagas tak kunjung pulang hingga sore, membuat Neni dan ibunya (nenek Bagas) meminta bantuan tetangganya untuk mencari Bagas termasuk melaporkannya ke aparat desa setempat. \"Saat sedang panik tersebut, kemudian kami mendapat informasi dari tetangga bernama Mariyam bahwa Bagas dibawa oleh ibunya yaitu adik saya (Saptinah). Informasi tersebut pun membuat kami tenang sehingga tidak melaporkannya ke pihak kepolisian,\" kata Neni kepada Radar. Namun hingga dua bulan setelah kepergian bocah yang baru duduk di bangku kelas I Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersebut, ternyata Neni mendapat kabar bahwa Bagas tidak bersama ibunya melainkan berada di sebuah yayasan di daerah Cilengsi, Bogor. Hal ini pun membuat Neni kembali panik sehingga meminta Mariyam untuk mengantarkan ke yayasan tersebut. Namun sayang, Neni tak juga bertemu dengan Bagas. \"Saat di Cilengsi saya tidak bertemu dengan Bagas, dan pemilik Yayasan (Linda) mengabarkan bahwa Bagas dititipkan di sebuah panti asuhan di daerah Jakarta. Tetapi anak saya yang ikut dan saat itu duduk di luar sempat mendengar keributan Linda dengan Mariyam karena membawa kami ke tempat tersebut,\" ujar Neni. Mengetahui ada kejanggalan, Neni pun akhirnya pulang ke Desa Cikubangsari dan kembali meminta bantuan aparat desa untuk mencari keberadaan Bagas. Adapun keberadaan ibunda Bagas, kata Neni, sudah putus kontak sejak Bagas hilang pada bulan September 2016 lalu. Neni menceritakan, Bagas sudah ditinggalkan ibunya, Saptinah (41) saat masih berusia sekitar 6 bulan karena bekerja di Jakarta. Sedangkan ayahnya sudah meninggalkan Bagas sejak bercerai dengan Saptinah saat Bagas masih di dalam kandungan dan kini dikabarkan mengalami gangguan jiwa. \"Selama ini adik saya (ibunda Bagas) hanya berkomunikasi dengan Mariyam, yang melaporkan bahwa Bagas kurang mendapat perhatian dari kami. Padahal itu semua tidak benar, bahkan yang mengurus Bagas dari kecil hingga bisa sekolah TK dan melanjutkan ke MI adalah saya dan neneknya,\" ujar Neni geram. Parahnya lagi, kata Neni, orang yang berperan penting dalam penculikan Bagas pun ternyata Mariyam. Berdasarkan penuturan Bagas saat awal kepulangannya sekitar satu bulan yang lalu, diketahui Mariyam lah orang yang membohongi Bagas kalau ada ibunya menunggu di sebuah mobil yang tengah menunggu di jalan. \"Bagas yang sedang bermain diberitahu oleh Mariyam kalau ibunya ada di dalam mobil yang tengah terparkir di depan gang. Kemudian Mariyam menyuruh Bagas masuk, yang ternyata di dalam sudah ada seorang perempuan yang akhirnya diketahui adalah Linda. Kemudian membawanya ke Cilengsi Bogor,\" kata Neni. Neni mengaku sakit hati terhadap tindakan Mariyam yang selama ini dinilai sebagai tetangga yang baik, namun ternyata tega mengelabuinya hingga akhirnya Bagas harus mengalami penderitaan atas penyiksaan oleh Linda. Neni tak mengetahui motif apa yang melatarbelakangi Mariyam melakukan perbuatan tersebut, padahal selama ini kehidupan bertetangga mereka baik-baik saja. Hingga akhirnya setelah kepergian Bagas selama satu tahun tujuh bulan, Neni kembali dikejutkan dengan kepulangan Bagas diantar oleh tetangganya yang bekerja di Jakarta sekitar satu bulan yang lalu. Namun ada yang aneh dengan kondisi tubuh Bagas yang ternyata ditemukan luka lebam di beberapa bagian tubuhnya. \"Saat pertama datang, Bagas memang terlihat agak gemuk. Tapi ada beberapa luka di tubuhnya seperti di kening, tangan dan punggungnya. Bagas mengaku kepalanya benjol karena dipukul kayu, sedangkan ada bekas luka di tangan katanya karena disiram air panas,\" tutur Neni. Namun demikian, Neni tetap tidak melaporkan kemalangan yang dialami Bagas tersebut kepada pihak kepolisian. Menurut dia, dengan pulangnya Bagas dalam keadaan selamat pun sudah sangat bersyukur. Neni pun mengaku tak mengetahui persis apa yang dialami Bagas selama kepergiannya satu tahun tujuh bulan tersebut karena alasan tak berani menanyakan langsung dan khawatir mengganggu kejiwaannya. Termasuk viralnya video pengakuan Bagas di media sosial yang akhirnya membuka tabir kasus penganiayaan yang dialami keponakannya tersebut. \"Saya tahu kasus ini beberapa hari lalu dari pemberitaan di televise. Saya dikunjungi oleh petugas dari KPAI untuk menanyakan kronologi awal kepergian Bagas setahun yang lalu,\" kata Neni. Neni mengaku tidak mengetahui keterlibatan adiknya sebagai ibu kandung Bagas dalam kasus ini yang ternyata ikut ditangkap pihak kepolisian. Namun dia mengaku bersyukur kemalangan yang dialami keponakannya tersebut kini ditangani pihak kepolisian Subdit IV Cyber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya dan berharap pelakunya diganjar hukuman yang setimpal. Neni menuturkan, sudah satu bulan Bagas kembali tinggal bersama dirinya dan sang nenek di Desa Cikubangsari dan melanjutkan sekolahnya MI Raudhotul Ulum, kembali ke kelas I. Neni mengaku ada sedikit perubahan dari sifat Bagas yang sebelumnya penurut, kini menjadi lebih aktif dan mudah emosi. \"Jika sebelumnya mau diberi bekal sekolah Rp2000, sekarang merengek minta lebih. Tidak tahu apakah ini efek pengalaman buruk yang dialami Bagas selama satu tahun lebih, namun kami berusaha memberikan yang terbaik untuk Bagas,\" ujar Neni. Sekedar informasi, Subdit IV Cyber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap tiga pelaku yang diduga terlibat dalam kasus penganiayaan seorang bocah bernama Bagas berdasarkan video rekaman korban yang viral di media sosial pada pertengahan Januari lalu. Mereka adalah Mariyam (43) warga Desa Cikubangsari dan ibu kandung Bagas, Saptinah (41), serta Linda Susanti (45) warga Bekasi Barat yang selama ini dipanggil Bunda oleh Bagas. (fik)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: