Harga Cabai dan Sayuran Kembali Naik, Inflasi Kota Cirebon Tertinggi di Jabar

Harga Cabai dan Sayuran Kembali Naik, Inflasi Kota Cirebon Tertinggi di Jabar

CIREBON – Fluktuasi harga sayuran dan sembako di awal tahun menyumbang angka inflasi yang signifikan, khususnya untuk Kota Cirebon. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Cirebon mengalami inflasi tertinggi di Jawa Barat atau 1,01 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Bogor 0,67 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon, Imron Budioanto menyatakan inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga-harga yang ditunjukkan oleh peningkatan indeks harga beberapa kelompok pengeluaran. Sebaliknya, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga-harga yang ditunjukkan oleh penurunan indeks harga beberapa kelompok pengeluaran. “Januari semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi,” ujar Imron, kepada Radar, Minggu (4/2). Seperti terpantau di sejumlah pasar tradisional, beberapa komoditas mengalami peningkatan harga signifikan antara lain, beras, daging ayam ras, ketupat/lontong, cabai rawit, gado-gado, emas dan perhiasan. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga diantaranya, jeruk. Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi terbesar pada Januari 2018, yaitu kelompok bahan makanan. Sub kelompok komoditas dengan andil inflasi terbesar berasal dari padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya. Menurut data tabel Andil Inflasi/ Deflasi Kota Cirebon Januari 2018 menurut Komoditas yang dimilii BPS Kota Cirebon, cabai rawit memiliki andil inflasi sebanyak  0,0797. Inflasi sebesar 1,01 persen tersebut dibarengi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 127,72. “Dari 7 kota pantauan IHK di Provinsi Jawa Barat, tercatat semua kota mengalami inflasi,” tuturnya. Dari tujuh kelompok pengeluaran, semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 3,55 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,72 persen, kelompok sandang mengalami inflasi 0,35 persen. Sedangkan, kelompok kesehatan mengalami inflasi 0,24 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,13 persen Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,11 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami inflasi 0,02 persen. Ruslan (37) salah satu pedgaang cabai di Pasar Kanoman mengungkapkan, harga cabai terus mengalami kenaikan seiring dengan cuaca yang kembali basah. Beberapa pekan lalu, harga cabai sempat turun karena cuaca cukup kering. “Basah jadi cepat busuk. Makanya harga naik lagi,” tutur Ruslan. Tak hanya cabai merah, cabai hijau yang semula dibanderol dengan harga Rp20 ribu/kg menjadi Rp25 ribu/kg, cabai meraha yang semula dibanderol dengan harga Rp40 ribu/kg menjadi Rp45 ribu/kg, cabai rawit yang semula dibanderol dengan harga Rp35 ribu/kg pun kini menjadi Rp40 ribu/kg. \"Begitu sering hujan, harganya langsung naik,\" ucapnya. Hal serupa pun terjadi pada bawang merah yang semula Rp20 ribu/kg menjadi Rp25 ribu/kg. Meski bukan pemicu utama, namun untuk Januari ini kenaikan harga cabai memberi andil signifikan terhadap inflasi. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: