Oknum Pegawai PT GVA Majalengka Lakukan Kekerasan Tenaga Kerja

Oknum Pegawai PT GVA Majalengka Lakukan Kekerasan Tenaga Kerja

MAJALENGKA–Masyarakat Desa Gandawesi Kecamatan Ligung mengeluhkan tindakan kasar yang dilakukan oknum dari PT GVA. Salah seorang warga, Eva mengatakan akibat tindakan kasar yang dilakukan oknum perusahaan tersebut, adik laki-lakinya yang bekerja di perusahaan itu trauma. “Bahkan sekarang adik saya ngurung terus di kamar dan tidak mau keluar,” ungkapnya, Selasa (13/2). Kekerasan tersebut bukan hanya dilakukan kepada adik laki-lakinya saja. Warga lain yang saat ini bekerja di perusahaan tersebut juga sering mengalami nasib yang sama. Eva meminta pemerintah desa membela masyarakat dan mendesak oknum pegawai tersebut dikeluarkan dari pabrik garmen tersebut, agar keresahan warga tidak meluas. Kondisi tersebut dibenarkan Kepala Desa Gandawesi, Dodo Suhada saat ditemui Radar di kantornya Selasa (13/2). Dia menjelaskan saat ini banyak keluhan masyarakat terkait sikap arogan salah satu pegawai PT GVA. Bahkan sebelunya masyarakat mengancam akan melakukan aksi, dengan cara menutup akses jalan masuk dan keluar pabrik. Namun itu bukan solusi, dan Pemdes Gandawesi mencoba melakukan mediasi dengan pihak manajemen pabrik. Hasilnya manajemen pabrik siap memberhentikan salah satu oknum PT GVA itu mulai Selasa (13/2), dengan surat yang ditandatangani Ahn Sungkyun selaku general manager. Tapi seusai mediasi, pihak manajemen pabrik minta kebijakan agar oknum itu masih bisa bekerja dengan alasan masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan. “Kami tetap bersikap ingin ada pemberhentian oknum manajer itu, demi meredam keresahan warga,” pungkasnya. HRD Manajer PT GVA Panji didampingi RH Asst Manajer Odih membenarkan Senin (12/2) malam telah digelar mediasi antara manajemen pabrik dengan pemdes Gandawesi terkait keluhan warga sekitar pabrik atas sikap arogan pegawainya. Bahkan orang tersebut langsung diberhentikan. Namun karena Oh Jeong Soon selaku direktur sedang pulang ke Korea, pihaknya meminta kebijakan oknum itu masih bekerja sampai akhir pecan ini. “Kami tidak membatalkan surat pemberhentian, hanya minta penangguhan pemberhentian sampai sabtu depan menunggu direktur datang. Oh Jeong Soon pulang ke Korea karena ibunya meninggal dunia. Jadi manajemen pabrik hanya minta kebijakan, kalau pemberhentian sudah pasti, malah surat pemberhentiannya sudah ditandatangani,” pungkasnya. (bae)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: