Harga Gabah di Indramayu Jatuh, Stok Berlimpah

Harga Gabah di Indramayu Jatuh, Stok Berlimpah

INDRAMAYU-Harga gabah petani di Kabupaten Indramayu makin turun dan jatuh. Selain karena banyaknya daerah yang mulai panen dan karena faktor cuaca, penurunan harga juga dipengaruhi masuknya beras impor. Di daerah Jatimunggul Kecamatan Terisi misalnya, harga gabah kering panen (GKP) saat ini hanya berkisar antara Rp4.000 - Rp4.500 per kilogram. Pada akhir Oktober 2017, harga GKP di Kabupaten Indramayu rata-rata mencapai Rp6.000 per kilogram. Sedangkan harga gabah kering giling (GKG) bahkan pada awal 2018 sempat menyentuh Rp 8.000 per kg. “Memang harga gabah sekarang sudah mulai turun dan jatuh,” kata salah seorang petani asal Kecamatan Terisi, Rusdani, Jum’at (16/2). Rusdani menjelaskan, turunnya harga gabah disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya karena faktor cuaca dimana saat ini sering turun hujan sehingga menyulitkan penjemuran gabah. Selain itu, lanjut Rusdani, panen saat ini juga sudah mulai terjadi di berbagai daerah. Menurutnya, masa panen akan semakin meningkat pada Maret mendatang sehingga harga gabah akan semakin turun. “Selain karena sudah ada yang mulai panen, adanya impor beras dari pemerintah juga sangat berpengaruh ke harga gabah,” tutur pria yang juga menjadi ketua kelompok tani Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, melalui ponselnya. Rusdani menambahkan, meski harganya turun, namun petani tak kesulitan menjual gabahnya. Pasalnya, tengkulak langsung turun ke sawah-sawah untuk membeli gabah petani. Para petani pun memilih untuk menjual langsung gabahnya. Selain sulit  menjemur gabah karena sering hujan, mereka juga khawatir harga gabah akan semakin turun seiring dengan semakin bertambahnya luas areal yang panen. Terpisah, Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan  (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, mengakui, mulai turunnya harga gabah saat ini. Padahal, luas areal yang panen masih di kisaran kurang dari 50 hektare. Sutatang menilai, tertekannya harga GKP di masa panen perdana itu disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah keputusan pemerintah untuk mengimpor beras dari luar negeri. “Impor memang membuat harga gabah petani menjadi jatuh,”terang Sutatang. Selain itu, lanjut Sutatang, tertekannya harga gabah di Kabupaten Indramayu juga disebabkan sudah mulainya masa panen di sejumlah daerah di Jateng, salah satunya Demak. Menurutnya, gabah dari Demak tersebut saat ini sudah masuk ke penggilingan-penggilingan beras yang ada di Kabupaten Indramayu.(oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: