Kelanjutan Pembangunan Gedung Setda Menggantung

Kelanjutan Pembangunan Gedung Setda Menggantung

CIREBON - Hari terakhir adendum kontrak pembangunan Gedung Sekretariat Daerah (Setda) berakhir, Selasa (20/2). Seperti sudah diprediksi sebelumnya, megaproyek Rp 86 miliar itu tak selesai hingga deadline yang ditentukan. Opsi-opsi mengenai kelanjutan pekerjaan juga menggantung. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR), Budi Rahardjo membenarkan adendum resmi berakhir. Di lokasi ia mengecek beberapa item finishing termasuk pemasangan lift yang masih belum selesai. \"Hari ini (kemarin, red) terakhir adendum,\" kata Budi, kepada Radar Cirebon. Budi sendiri sempat memeriksa pembetonan di area halaman yang masih dilakukan di hari terakhir. Kemudian melihat situasi di basement, dilanjutkan ke lantai pertama. Di sana, Budi mengecek pemasangan lift yang belum bisa difungsikan, karena pemasangan baru sembilan puluh persen. \"Yang penting harus ada target, dua minggu atau tiga minggu selesai. Nggak masalah,\" ucap Budi saat berbincang dengan mekanik. Sementara di lantai dua, Budi sempat mengecek pemasangan vinyl lantai. Namun, lagi-lagi kelanjutan pekerjaan gedung delapan lantai itu belum bisa ditentukan. Budi belum memberikan jawaban. Dia mengatakan keputusan baru akan diambil setelah ada provisional hand over (pho) atau serah terima pertama dari kontraktor. “PHO ini sebagai pernyataan kontrak telah berakhir,” katanya. Dari PHO itu, nantinya keputusan kelanjutan pembangunan gedung setda akan diambil. Dari sana bisa dilihat laporan progres akhir. Lalu kapan serah terima itu dilakukan? Budi menjawab secepatnya. Begitu juga dengan opsi yang akan ditempuh setelah selesai adendum. Budi tak mau berspekulasi. Apakah akan melanjutkan dengan swakelola atau lelang ulang. \"Ya kita lihat PHO dulu, kami belum putuskan apa pun hari ini, tunggu saja, pasti nanti ada beritanya,\" ucap Budi. Project Manager Gedung Setda, Tajudin belum mau menyebut berapa persen progres pekerjaan Gedung Setda yang sudah selesai. Sebab, beberapa item pekerjaan masih berjalan seperti pemasangan lift, plafon, lantai vinyl yang baru dilakukan di lantai dua. \"Progresnya kita akan hitung bersama, besok (hari ini, red) ketemu di kantor PU,\" tuturnya. Di tempat terpisah, Sekretaris Daerah, Asep Deddi menyebutkan, hingga kini masih belum menerima laporan terkait progres gedung setda. Sebab, tidak ada kewajiban lapor dari DPUPR terkait hal ini. Namun demikian, Asep akan mengundang para pejabat DPUPR, konsultan, dan kontraktor pada Kamis (22/2), untuk membahas pembangunan gedung setda di Kantor Setda di Bima. \"Saya sendiri tidak tahu progresnya, juga tidak tahu detil kontraknya seperti apa,\" ucapnya. Dengan berakhirnya adendum, Asep ingin pekerjaan diselesaikan secepatnya. Langkah yang harus ditempuh adalah mengambil keputusan secepatnya. Asep tak ingin Gedung Setda kemudian harus mangkrak tanpa kejelasan. \"Makanya kita kumpulkan, untuk membahas kelanjutnya seperti apa,\" kata Sekda. Sejauh ini, dia sendiri merasakan dengan jarak antara kantor sekretariat daerah dan balaikota yang berjauhan. Itu membuat koordinasi antara pejabat terganggu. \"Secara pelaksanaan tugas tidak ada masalah, hanya agak jauh saja,\" sebutnya. Dengan selesainya gedung setda, diharapkan koordinasi bisa berjalan dengan lancar dan lebih dekat. Apalagi pihaknya sudah menyiapkan layout untuk pembagian ruangan bagi pejabat, dan SKPD yang akan menempati gedung delapan lantai tersebut. Rencanya ada satu atau dua SKPD yang masuk ke gedung tersebut. \"Kita kan sudah rapatkan itu, ruangan untuk kabag dan asda, juga ruangan SKPD. Minimal ada satu atau dua yang bisa masuk ke sana. Tapi karena belum selesai, ya kita tidak bisa masuk dulu,\" katanya. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: