PHRI Akan Membatasi Hotel, DPMPTSP Tak Setuju

PHRI Akan Membatasi Hotel, DPMPTSP Tak Setuju

CIREBON-Upaya pembatasan izin hotel (moratorium) menjadi salah satu cara Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Cirebon menyehatkan kembali bisnis pesanggrahan. Sayangnya, keinginan ini justru bertolak belakang dengan target himpunan investasi Pemerintah Kota Cirebon. Kepala Bidang Pelayanan Terpadu Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu (DPMPTSP) Yoyoh Rokayah menilai, membatasi artinya memutus investasi. Padahal seharusnya bisa menghimpun sebanyak-banyaknya.\"Kalau dari sisi pajak memang sektor hiburan tinggi termasuk di dalamnya hotel dan restoran,\" kata Yoyoh, kepada Radar. Yoyoh mengungkapkan, jangankan menyetop perizinan, untuk sekadar membatasi saja tidak bisa sebab menyangkut wewenang walikota. Apalagi, Cirebon tengah berkembang dan menarik bagi para investor. Pelakunya bukan cuma skala lokal dan nasional tetapi juga jaringan hotel internasional. Sebenarnya, sejak awal persyaratan pendirian hotel sudah ketat. Pemohon yang datang ke DPMPTSP sudah memenuhi persayaratan, apalagi sekarang serba online. Saat ada persyaratan yang kurang langsung terbaca oleh sistem. \"Investor datang pasti punya perencanaan dan perhitungan lalu mengurus izin. Kalau kami cuma kasih rekomendasi saja,\" ungkap Yoyoh. Pengurusan izin ini juga mencakup Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Namun, DPMPTSP sendiri belum memiliki data persis jumlah hotel berizin. Ia justru membalik pertanyaan ke Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Sebab, bila diminta mengenai data hotel, seringkali  bilang tidak punya. Alasannya, tidak semua hotel serta merta menjadi anggota PHRI. “Sebaiknya sih bergabung dalam forum. Begitu juga PHRI yang harus jemput bola,” tandasnya. Untuk tahun ini, kata Yoyoh, belum  ada ajuan pendirian hotel. Meski beredar kabar sejumlah titik Kota Cirebon yang akan menjadi hotel. Ia menilai hal itu wajar. Sebab, ada izin prinsip tentang zonasi dan pemanfaatan lahan. Meskipun izin prinsip tidak harus terealisasi dalam waktu dekat, tapi wilayah itu sudah dipetakan termasuk rencana pemanfaatannya. Disebutkan Yoyoh, investor saat ini optimis dengan iklim investasi di Kota Cirebon. Termasuk bisnis hotel. Mereka tetap berani masuk, meski secara kasat mata pembangunan hotel sangat marak. Bahkan kini mulai tren guest house atau home stay yang menawarkan konsep sederhana, ekonomis dengan fasilitas layaknya hotel. Mantan kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP) itu mengimbau pelaku bisinsi hotel lokal jangan takut bersaing. Justru menjadi tantangan untuk meningkatkan pelayanan, penyajian, penerimaan tamu dan memasukan unsur kearifan lokal. Sesuatu yang mungkin tidak dimiliki hotel berjaringan. Sebelumnya, Ketua PHRI Imam Reza Hakiki mengaku, belakangan ini target okupansi makin sulit dicapai, meski terbantu dengan event untuk meeting. Menurutnya, perlu formulasi mengenai perizinan hotel. Hal ini menjadi salah satu harapan untuk pemimpin Cirebon ke depan. “Jangan sampai terlalu habis-habisan soal perizinan hotel. Belum daya tarik dan potensi Cirebon dan belum diimbangi pariwisata, infrastruktur dan hal lainnya,” tuturnya. (tta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: