Banjir Merendam 34 Kecamatan

Banjir Merendam 34 Kecamatan

Tol Tangerang-Merak Nyaris Lumpuh PANDEGLANG– Musibah banjir yang terjadi di tiga kabupaten di Provinsi Banten kian meluas. Bila sebelumnya hanya melanda 17 kecamatan, kini meluas menjadi 34 kecamatan. Di Kabupaten Lebak, banjir melanda sedikitnya 12 kecamatan dan meneggelamkan ribuan rumah serta merusak ribuan hektare sawah.  Tak hanya itu, enam rumah juga dilaporkan ambruk tertimbun longsor. Di Kabupaten Pandeglang, banjir menenggelamkan ribuan rumah di 12 kecamatan, merusak sejumlah infrastruktur. Demikian juga di Kabupaten Serang, musibah banjir menenggelamkan ribuan rumah di 10 kecamatan, dan mengakibatkan, jalan tol Tangerang-Merak nyaris lumpuh. Banjir juga telah merenggut tiga nyawa di tiga tempat berbeda. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, Suyadi Wiraatmaja menyatakan, pihaknya mendapat laporan adanya tiga korban jiwa, Rabu (9/1). Di Sajira, Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak, seorang santri berusia 16 tahun hanyut terbawa air di Sungai Ciberang, dan seorang warga yang tengah memacing di Kecamatan Mancak Kabupaten Serang, juga dilaporkan hanyut terbawa air. Kedua nama korban belum diketahui. Satu korban tertimpa longsor setinggi tiga meter di Kecamatan Cilogran, bernama Atja (50), belum bisa dievakuasi. “Saat ini masih dilakukan evakuasi untuk bisa menemukan jasad korban,” ujar Suyadi, tadi malam. Di Kabupaten Pandeglang, banjir meluas menjadi 12 kecamatan. Antara lain Kecamatan Sobang, Patia, Pagelaran, Sukaresmi, Munjul, Cisata, Saketi, Bojong, Picung, Panimbang, Labuan, dan Cipeucang. Di daerah ini dlaporkan 2.261 hektar sawah porak poranda, dab belasan ribu warga juga telah diungsikan. Ditemui di lokasi banjir di Kecamatan Pagelaran, Asisten Daerah (Asda) Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Pandeglang, Utuy S Beby mengatakan, banjir tahun ini merupakan banjir yang cukup besar selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Untuk menanggulangi bencana banjir, Pemkab Pandeglang sudah melakukan upaya tanggap darurat. Upaya itu diantaranya, melakukan evakuasi, pendirian posko kesehatan, dapur umum, pendistribusian bantuan dan lainnya yang dibutuhkan warga korban banjir. Menurutnya, seluruh desa dan kecamatan yang terkena banjir dalam kondisi memprihatinkan. Diantara lokasi banjir yang peling parah yakni Desa Sukadame, Kecamatan Pagelaran, dan Desa Margagiri, Kecamatan Sukaresmi. “Ketinggian air mulai dari satu hingga dua meter. Berdasarkan data yang ada, banjir seperti ini pernah terjadi pada 2002, dan setelah itu baru terjadi sekarang,” tukas Utuy di lokasi. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, Deden Kuswan mengaku, dampak musibah banjir yang terjadi mulai menyerang kesehatan warga. Di antaranya, diare, inspeksi saluran pernapasan atas (Ispa), mylagia, gastritis, gangguan mata, flu, dan penyakit lainnya. “Kami telah telah menyiapkan posko-pokso kesehatan dan menyediakan obat-obat yang dibutuhkan para korban banjir. Kemudian kami juga mengintruksikan kepada para petugas Puskesmas untuk mendatangi lokasi evakuasi dan rumah warga,” terang Deden Kuswan. Selain menengelamkan 4.347 rumah, 2.660 hektar sawah di 12 kecamatan, banjir juga merendam 67 bangunan sekolah di delapan keacamatan. Akibat musibah ini, kegiatan belajar mengajar (KBM) di berbagai sekolah terpaksa diliburkan. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Pandeglang, Abdul Azis mengatakan, pasca musibah banjir pihaknya mulai mendata sekolah yang terendam. Azis menjelaskan, berdasarkan hasil monitoring ke lokasi banjir dan laporan para Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan terdapat 67 sekolah dui delapan kecamatan yang terendam banjir. “Delapan kecamatan itu diantaranya Kecamatan Sukaresmi, Panimbang, Pagelaran, Patia, Sobang, Sindangresmi, Picung, Angsana, dan Labuan. Ada 67 sekolah yang terendam banjir, terdiri dari PAUD, TK, SD, SMP, SMK dan SMA. Mengingat banjir cukup tinggi mulai dari 60 centimeter hingga dua meter, para siswa tidak belajar di sekolah tetapi belajar di rumah,” kata Azis, saat ditemui di SDN Cibungur 3, Kecamatan Sukaresmi, Rabu (9/1). Sementara, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Dindik Provinsi Banten, Aep Jaenudin mengatakan, dirinya turut memantau sekolah-sekolah yang terendam akibat banjir di Kabupaten Pandeglang. Menurutnya, hasil monitoring ini pihaknya menemukan kondisi sekolah-sekolah yang cukup parah diterjang banjir. Di Kabupaten Lebak, banjir juga merendam ribuan rumah di 12 kecamatan. Selain itu ribuan hektar lahan pesawahan rusak serta beberapa rumah Warga ambruk tetimpa longsor. Bardasarkan data BPBD Kabupaten Lebak, hingga  pukul 15.30 WIB kemarin, sedikitnya 1897 rumah warga yang terendam banjir di yang tersebar di 12 kecamatan. Antara lain Kecamatan Rangkasbitung,Cibadak, Kalanganyar, Cimarga, Cikulur, Banjarsari, Gunung Kencana, Pangarangan, Wanasalam,  Lebak Gedong, Cilograng dan Muncang. Terbanyak jumlah rumah warga yang terendam banjir , berada di Kecamatan Rangkasbitung, yakni sebanyak 866 rumah, dan sisanya tersebar di kecamatan lain. Banjir juga membuat sebagian jalur transportasi lumpuh.  (tim/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: