Seharian Keliling Kuningan, Plt Bupati Sambangi Korban Bencana

Seharian Keliling Kuningan, Plt Bupati Sambangi Korban Bencana

KUNINGAN-Kendati hanya berposisi sebagai pelaksana tugas (Plt) bupati, tapi tidak membuat Dede Sembada leha-leha. Pria asal Kecamatan Ciawigebang itu langsung tancap gas menyambangi berbagai desa yang terkena musibah. Bahkan Desem, panggilan akrabnya, sampai terjebak hingga beberapa jam lantaran jalan pulang yang akan dilaluinya tertutup pohon tumbang. Bagaimana kiprah Desem menangani bencana alam? Kamis malam (22/2) lalu, bakal tak dilupakan oleh Plt Bupati, Dede Sembada. Usai mengunjungi korban bencana alam di Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, rombongan Plt bupati harus menunggu petugas dari Dinas Lingkungan Hidup membawa gergaji mesin atau senso untuk memotong batang pohon yang tumbang. Usai disingkirkan, Desem dan rombongan pulang ke Kuningan. Pagi harinya, dia memimpin rapat penanggulangan dan penanganan bencana bersama instansi terkait di ruang kerja bupati. Hasilnya, Desem membagi para kepala satuan perangkat kerja daerah (SKPD), staf ahli bupati dan para kabag menjadi beberapa tim untuk melakukan pemantauan ke lapangan. Desem sendiri memilih untuk melihat langsung kondisi terkini warga Kawungsari yang malam harinya terpaksa mengungsi lantaran diterjang banjir. Di Desa Kawungsari, Desem berdialog dengan warga yang terkena musibah bencana alam. Banjir besar dari Sungai Cikaro yang meluap hingga mengakibatkan ratusan rumah di desa tersebut terendam, kini telah surut pasca hujan berhenti. Warga bersama petugas BPBD, Koramil dan unsur lainnya tengah melakukan kerja bakti membersihkan material banjir. Di desa ini, Desem juga meminta masyarakat untuk sabar, dan tetap waspada mengingat cuaca tidak menentu serta curah hujan masih tinggi. “Kepada bapak dan ibu, mohon bersabar dengan kejadian ini. Pemerintah tetap akan membantu warganya yang terkena musibah. Namun bantuan itu akan dilakukan secara bertahap, mengingat banyak wilayah di Kabupaten Kuningan yang juga terkena musibah bencana alam,” jelas Desem. Bencana alam berupa gerakan tanah, longsor dan banjir, lanjut Desem, melanda beberapa desa yang tersebar di Kabupaten Kuningan. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam bencana yang terjadi setelah hujan deras tersebut. Hanya saja banyak rumah milik warga, hewan ternak dan akses jalan yang tertutup material longsor. “Musibah ini bukan hanya terjadi di Kawungsari saja namun juga di sejumlah desa yang ada di Kabupaten Kuningan. Saya ke Margacina yang terkena pergerakan tanah, kemudian ke Jabranti. Dan Kamis petang saya mendengar Kawungsari terkena banjir bandang. Sebagai Plt bupati, saya memiliki kewajiban untuk melihat kondisi masyarakat yang mengalami bencana alam,” ujarnya. Menurut dia, sepanjang 2018, Kabupaten Kuningan dilanda puluhan kali bencana. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada karena intensitas hujan saat ini masih tinggi. Desem juga menyebutkan, sepanjang Januari 2018, bencana yang terjadi di Kabupaten Kuningan tercatat ada 22 kali. Bencana itu terdiri dari bencana alam dan bencana nonalam. “Menurut data yang diterima dari BPBD, bencana alam yang terjadi berupa tanah longsor sebanyak 12 kali, gerakan tanah tiga kali, dan angin kencang/puting beliung empat kali. Sedangkan bencana non alam berupa kebakaran rumah/gedung tercatat tiga kali. Bencana itu tersebar di sepuluh kecamatan,” paparnya. Di samping itu, ada sepuluh kecamatan yang mengalami bencana alam. Yakni Kecamatan Cilebak, yang berupa bencana tanah longsor sebanyak lima kali dan gerakan tanah dua kali serta Kecamatan Subang berupa tanah longsor sebanyak empat kali. Selain itu, Kecamatan Kuningan berupa angin puting beliung satu kali dan kebakaran rumah satu kali, serta Kecamatan Hantara berupa tanah longsor satu kali dan gerakan tanah satu kali. Kecamatan lainnya yang dilanda bencana adalah Kecamatan Selajambe dan Ciwaru yang masing-masing mengalami bencana tanah longsor sebanyak satu kali, serta Kecamatan Lebakwangi, Cigugur dan Japara yang masing-masing dilanda bencana angin puting belitung satu kali. Ditambah lagi Kecamatan Kramatmulya yang mengalami dua kali bencana kebakaran rumah. Untuk bencana di bulan Februari, sambung dia, telah terjadi tanah longsor di Desa Cipakeum Kecamatan Maleber, Desa Padamulya Kecamatan Maleber, Desa Pakembangan Kecamatan Garawangi, Desa Sindangjawa Kecamatan Kadugededan Desa Jabranti Kecamatan Karangkancana, material longsor sempat menutup akses jalan dari garawangi menuju kuningan kota namun hal ini dalam penanganan petugas BPBD dibantu TNI/Polri, serta masyarakat. “Bencana banjir terjadi di Desa Kawungsari Kecamatan Cibeureum, melanda di 76 rumah yang berada di 4 RT. Sebanyak 79 kepala keluarga diungsikan ke tempat yang lebih aman mengantisipasi banjir susulan. Banjir juga terjadi di Kecamatan Cibingbin, Desa Bunder dan Datar Kecamatan Cidahu, Desa Benda serta Desa Gunugkarung Kecamatan Luragung,” ungkapnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: