Paska Erupsi Gunung Agung, Menpar Genjot Pemulihan Pariwisata Bali

Paska Erupsi Gunung Agung, Menpar Genjot Pemulihan Pariwisata Bali

JAKARTA - Semakin membaiknya recovery di Bali pasca erupsi Gunung Agung, akan jadi kunci untuk mendatangkan kembali wisatawan mancanegara. Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menyatakan bahwa kunjungan wisatawan ke Bali akan kembali normal. Pemenuhan target 17 juta wisman tahun ini pun, dikatakan Arief, masih on the track. “Kunjungan wisman mungkin belum maksimal di Januari. Recovery Bali waktu itu baru 70%. Posisi Bali sangat penting bagi pariwisata Indonesia. Kalaupun ada sedikit penurunan, masih bisa dimengerti,” ungkap Menpar. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan turun 6,17% pada Januari 2018. Sepanjang bulan lalu jumlah kunjungan wisatawan hanya 1,04 juta. Angka tersebut turun jika dibandingkan Januari 2017, yaitu mencapai 1,11 Juta. Dari jumlah tersebut, wisatawan Malaysia cukup dominan (16,45%). Berikutnya, Timor Leste (12,43%), Tiongkok (9,80%), Australia (9,43%) dan Singapura (9,42%). Menpar menjelaskan, akibat erupsi Gunung Agung, penurunan wisman sebesar 6%, atau berkurang 60 ribu wisman. \"Kalau sudah normal, wisman di Bali mencapai 500 ribu orang per bulan. Recovery masih berjalan dan baru terpenuhi 345 ribu. Jadi, kehilangannya 155 ribu wisman,” terangnya. Recovery Bali di Februari 2018, telah mencapai 90%. Artinya, arus masuk wisman ke Bali akan mencapai 450 ribu orang. Mengacu pada kondisi normal, jumlah wisman mengalami defisit 50 ribu orang. “Menyisakan defisit 10% atau kurang 50 ribu orang dari kondisi normal, itu cukup kompetitif. Saat ini proses recovery memang terus dipercepat,” terang Arief. Berbagai treatment pemulihan kondisi Pulau Dewata terus ditempuh. Salah satunya dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang menggelar diplomatic tour pada 23-25 Februari 2018. Dengan melihat langsung kondisi Bali, para diplomat diharapkan menyampaikan ke negaranya, jika Bali sudah aman. Rute Diplomatic Tour adalah Karangasem, Gianyar, Bangli, hingga Nusa Dua. “Bali harus dipulihkan dahulu. Ada banyak cara yang dilakukan untuk recovery Bali. Branding terus dilakukan. Biasanya promosi Bali dan destinasi lain itu satu paket. Kalau recovery Bali sudah 90%, tidak akan berpengaruh banyak pada target. Jumlah itu masih realistis untuk dipenuhi,” katanya. Arief memaparkan, banyak strategi yang akan diterapkan. Segala bentuk cara dilakukan untuk menarik jumlah kunjungan wisatawan secara menyeluruh. Fokus terhadap destinasi pariwisata yang positif dan menarik. “Pariwisata Indonesia membutuhkan citra positif, khususnya Bali. Hal ini yang terus kami bangun. Kami berharap masyarakat juga ikut berperan aktif di sini,” pungkasnya.(zain)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: