Indramayu-Jatibarang Nyaris Putus

Indramayu-Jatibarang Nyaris Putus

Tanggul Jebol, Jalan Raya dan Pemukiman Warga Terendam INDRAMAYU – Hujan deras yang terus-menerus terjadi di Indramayu, mengakibatkan tanggul sungai Sindupraja, jebol, kemarin. Banjir tidak bisa dielakkan. Selain menenggelamkan jalan, juga menimpa pemukiman warga. Pantauan Radar, limpasan air yang menggenangi permukaan aspal tak hanya berhenti di median pembatas jalan, tapi arusnya terus mengalir ke jalur berlawanan, hingga ke pemukiman penduduk. Akibatnya, lubang jalan yang sudah ada, makin lebar akibat gerusan roda kendaraan dan genangan air yang semakin bertambah. Bahkan, lubang-lubang jalan yang semula berukuran beberapa sentimeter, kini terbentuk makin melebar. “Tidak saja genangan airnya yang menakutkan, tapi jebakan lubang-lubang baru terus bertambah,” tutur seorang warga, Yani (35) saat ditemui Radar, kemarin. Yani menjelaskan, terjadinya limpasan air sungai yang menggenangi jalan raya, bukanlah kali pertama, tapi kerap terjadi saat hujan turun dan debit sungai mengalami peningkatan. “Sebagai pengguna jalan, jelas terganggu dan terancam. Seharusnya, pihak terkait lebih konsen dan intens dalam menangani permasalahan yang diakibatkan limpasan sungai. Karena jalan bertambah rusak, pengendara yang melintasinya jelas tidak nyaman dan terancam terjadinya kecelakaan. Akibat luapan air itu, lalu lintas juga hanya menggunakan satu arah dan jalan raya nyaris putus,” bebernya. Hal senada diungkapkan Fitrahari. Ia menjelaskan, sudah lebih dari empat hari, air yang berada di sungai desa setempat, meluap. Akibatnya, sejumlah tanggul juga jebol. Rendaman air di sepanjang jalan diperkirakan mencapai ketinggian 50 cm. Tapi pengendara motor dan mobil lebih memilih menggunakan lajur kanan jalan raya. \"Kalau hujan terus turun, maka tak menuntut kemungkinan jalan tersebut terancam putus. Hal ini sudah terjadi setiap tahun sekali,\" terang Fitrahari. MELUAS Sementara, banjir di wilayah Indramayu bagian barat (inbar) semakin meluas. Terdapat tujuh kecamatan di wilayah tersebut diserang banjir. Ke tujuh kecamatan itu, di antaranya Patrol, Anjatan, Haurgeulis, Bongas, Kandanghaur, Gabus Wetan dan Losarang. Berdasarkan data yang diperoleh Radar, banjir yang terjadi Jumat (18/1) hingga Sabtu (19/1), mengakibatkan sedikitnya 2.500 rumah dan 3.000 hektare sawah terendam. Wilayah kecamatan yang parah dilanda banjir, yakni Kandanghaur, Patrol dan Bongas. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun dari kerugian diperkirakan mencapai hingga miliaran rupiah. Banjir di tujuh kecamatan kawasan Inbar, terjadi akibat meluapnya sejumlah sungai atau kali yang membelah di wilayah tersebut. Luapan air akibat dampak dari turunnya hujan deras yang terus mengguyur dalam beberapa hari terakhir, termasuk banjir kiriman. Di Kecamatan Patrol misalnya, rumah yang terendam banjir terdapat di Desa Bugel dan Sukahaji. Di wilayah kecamatan ini, ada sekitar 900 unit rumah dan sedikitnya 200 hektare terendam banjir. Sekretaris Camat Patrol, Rory Firmasnsyah SSTP mengatakan, terjadinya banjir akibat meluapnya sungai Bugel. Pihaknya juga sudah melaporkan banjir tersebut kepada Satkorlak Kabupaten /Pemkab Indramayu. Bahkan pihaknya meminta bantuan untuk mendatangkan perahu karet, sebagai upaya untuk mengevakuasi warga jika sewaktu-waktu kondisi air semakin tinggi. Sementara itu, Camat Bongas H Mohammad Ishak Iskandar SSsos menjelaskan, di wilayahnya ada empat desa yang terkena banjir, yakni Kertamulya, Sidamulya, Kertajaya dan Plawangan. Untuk rumah yang terendam banjir, kata Camat, terdapat sekitar 500 rumah. Dari ke empat desa tersebut, yang paling parah Desa Kertamulya. \"Kalau untuk sawah, dari empat desa itu seluruhnya ada sekitar 300 hektare. Dari sawah tersebut, sudah ditanami padi berusia sekitar 15 hari. Banjir di Bongas ini merupakan banjir kiriman dari wilayah Anjatan dan Harugeulis, sehingga air yang mengalir ke sungai Beji yang membelah Bongas meluap,\" jelasnya, kemarin. Di wilayah Kecamatan Kandanghaur, tercatat ada 2.448 rumah dan 1.500 hentare sawah yang terendam banjir. Banjir terjadi Sabtu (19/1) menerjang Desa Eretan Wetan dan Kertawinangun. Dari dua desa tersebut yang paling parah adalah Eretan Wetan, dengan rumah terendam 352 unit. Sedangkan ketinggian air hingga mencapai 80 centimeter. \"Sekarang kita telah membuka posko dapur umum di dua desa tersebut. Di Eretan Wetan ada 4 posko dan Kertawinangun satu posko. Kami juga bersama Muspika terus memantau perkembangan banjir,\" ujar Camat Kandanghaur Mismaka MSi. Camat Losarang, Dulyono SSos mengatakan, desa yang terkena banjir ada satu yakni Cemara Kulon. Banjir menyerang 6 RT dan merendam sebanyak 400 rumah dengan ketinggian antara 20 hingga 30 centimeter. \"Terjadinya banjir di Desa Cemara Kulon, akibat meluapnya kali Tuan yang mengalir dari Krimun ke hilir,\" kata Dulyono. Sedangkan di wilayah Kecamatan Gabus, banjir merendam Desa Drunten Wetan dan Kulon, dengan ketinggian air sekitar 20 centimeter. Terdapat 221 rumah dan 31 hektare sawah ditanami padi usia 20 hari yang terendam banjir. Sementara di wilayah Kecamatan Anjatan dan Haurgeulis, banjir mengakibatkan ratusan rumah warga dan puluhann hektare sawah juga ikut terendam. (dun/kom)   FOTO: KOMARUDIN KURDI/RADAR INDRAMAYU PENINJAUAN. Camat Bongas, HM Ishak Iskandar bersama Kapolsek AKP Noneng Sukarna, Danramil Kapten Inf Suganda, saat meninjau banjr di Kecamatan Bongas, Sabtu (19/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: