260 Rumah Warga Lemahabang Terendam
CIREBON - Banjir merendam ratusan rumah di tiga dusun yang ada di wilayah Desa/Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Rabu malam (23/1). Selain karena curah hujan yang lebat, juga akibat kiriman air dari Kuningan melalui sungai Singaraja dan sungai Singaratu. Beruntung, tidak ada korban yang meninggal dunia. Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar, hujan lebat disertai angin mulai melanda Desa Lemahabang sejak sore hari hingga pukul 21.00 WIB. Akibatnya air di dua sungai, yakni Singaraja dan Singartu meluap dan merendam tiga dusun atau sekitar 260 rumah. Ketinggian air antara satu hingga satu meter setengah. Di antara tiga dusun itu, dusun 1 merupakan yang terparah terkena dampak banjir. Sedangkan untuk dusun dua hanya lima puluh rumah dan dusun tiga sebanyak enam puluh rumah. Selain dampak dari hujan lebat, faktor lainnya karena luapan sungai Singaraja dan Singaratu. Pada siang hingga sore hari, Kuningan mengalami hujan besar yang mengakibatkan luapan dua sungai tersebut. Kondisi itu didukung oleh posisi tiga dusun yang diapit sungai Singaraja dan Singaratu, sehingga rawan tertimpa banjir. Air mulai agak surut Kamis (24/1) dini hari sekitar pukul 00.00 WIB. Banjir yang menggenang sampai ke dalam rumah-rumah penduduk, membuat peralatan rumah warga seperti kursi serta peralatan elektronik menjadi rusak. Bahkan ada sebuah becak yang terbalik, serta kursi milik warga yang terbawa arus banjir. Kuwu Desa Lemahabang Toto Sugiyanto kepada Radar berharap, pemerintah memberi perhatian lebih atas musibah yang menimpa warganya. Dia juga meminta pemda segera mengupayakan penanggulangan banjir lebih serius. “Ke depan, pemerintah Kabupaten Cirebon harusnya meningkatkan infrastruktur desa dalam menangani persoalan banjir. Tiga dusun yang sekarang kena, itu langganan banjir tiap tahunnya. Makanya, kami minta Pemkab Cirebon dapat memberikan bantuan dan perhatian kepada warga kita yang terkena banjir,” ujar Toto. Pihak pemerintah desa pun memberikan bantuan ala kadarnya kepada korban musibah banjir, berupa mi instan yang dibagikan pada setiap rumah. Banjir pun mulai surut hingga pukul 00.00 WIB. Pagi harinya, warga membersihkan bekas lumpur yang masuk ke dalam rumahnya. Sementara Ismod, selaku ketua RT 07 Dusun Dua meminta adanya pengerukan dasar sungai Singaraja dan Singaratu, serta peninggian tanggul. Karena sungai yang tidak dikeruk serta tanggul yang pendek, mengakibatkan luapan air sungai mudah masuk ke perumahan warga. “Sudah sekitar empat tahun sungai Singaraja dan Singaratu tidak dikeruk. Kami minta supaya sungai dikeruk dan tanggul ditinggikan,” ujar Ismod. (den)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: