Warga Juntinyuat Desak Pembangunan Jembatan Kalianyar yang Rusak Parah

Warga Juntinyuat Desak Pembangunan Jembatan Kalianyar yang Rusak Parah

INDRAMAYU – Petani di empat desa di Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu mendesak pembangunan jembatan di Blok Kalianyar yang saat ini rusak parah. Karena aktivitas masyarakat khususnya petani di empat desa itu terhambat akibat kondisi jembatan yang rusak. Jembatan yang terletak di Blok Kalianyar merupakan akses utama yang menghubungkan Desa Juntiweden, Pondoh, Segeran dan Sambimaya Kecamatan Juntinyuat dan keberadaannya sangat vital. Jembatan sepanjang 25 meter dengan lebar 1,5 meter itu tidak dapat dilalui kendaraan roda empat untuk mengangkut hasil pertanian, palawija dan perkebunan mangga di lokasi tersebut. Selain petani, masyarakat umum juga mendambakan pembangunan jembatan yang lebih mendukung sebagai akses transportasi penghubung antardesa. Empat kuwu atau kepala desa yang masyarakatnya memanfaatkan akses jalan dan jembatan tersebut, mengaku telah berupaya untuk mendorong percepatan pembangunan jembatan Kalianyar. Keempat kuwu tersebut yakni Kuwu Juntiweden Mukromin, Kuwu Pondoh H Agus, Kuwu Segeran Sutadi, dan Kuwu Sambimaya Sutarman. Namun hingga saat ini belum membuahkan hasil. Mereka berharap keinginan masyarakat yang mendambakan jembatan penghubung dapat segera terealisasikan. Selain untuk mendukung sektor pertanian, pengguna jalan juga sangat membutuhkan jembatan itu. Keberadaan jembatan membuat jarak dan waktu tempuh antar desa dapat lebih singkat. Apalagi bagi anak-anak sekolah, mereka tidak perlu memutar arah lantaran akses jembatan menghambat aktivitas mereka. \"Kami empat kuwu, yaitu Kuwu Juntiweden, Pondoh, Segeran dan Sambimaya telah mengajukan permohonan perbaikan jembatan itu. Namun belum juga direalisasikan. Kami berharap agar ini dapat segera direalisasikan untuk masyarakat dan petani di desa kami,\" ungkap Kuwu Juntiweden, Mukromin. Apabila pembangunan jembatan tersebut direalisasikan, tuturnya, maka dipastikan akan menjadi akses utama penghubung antar desa yang mampu membuka akses peningkatan sektor pertanian dan perekonomian masyarakat setempat. Biaya angkut hasil pertanian ketika panen padi, palawija dan perkebunan mangga pun akan lebih efisien. Sehingga kesejahteraan masyarakat desa juga akan terwujud. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: