Ini Dia Pemilik Barang yang Disangka Bom di Masjid Jami Al-Barokah Plered

Ini Dia Pemilik Barang yang Disangka Bom di Masjid Jami Al-Barokah Plered

CIREBON-Barang yang sempat dicurigai berisi bom di Masjid Jami Al Barokah Desa Tegalsari, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, ternyata milik santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan. Pemiliknya bernama Syahrul Ramadhan (17). Semua barang berisi satu koper, dua tas, dan empat dus itu, tidak berani diambil karena polisi sudah ramai di lokasi. Syahrul Ramadhan adalah warga RT 09 RW 03, Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Hari itu, dia sengaja menitipkan barang-barangnya di Masjid Jami Al-Barokah karena hendak pulang ke rumahnya di Desa Pangkalan. \"Ya barang itu milik saya. Karena telalu banyak, jadi saya titipkan dulu sementara di Masjid Tegalsari,\" ujar Syahrul kepada Radar Cirebon. Pada kesempatan itu, Syahrul membeberkan kronologi kenapa barang-barangnya ditaruh di Masjid Jami Al-Barokah. Saat itu, Jumat (1/6), saat perjalanan dari Magetan ke Cirebon, dia turun di Tegalsari, Plered. Karena mendekati waktu subuh, Syahrul pun istirahat dan melaksanakan salat subuh di Masjid Jami Al Barokah Tegalsari. \"Pada saat saya balik ke pangkalan, ada bapak-bapak terakhir yang saya kira itu marbot. Makanya, saya titipkan ke dia dan orang tersebut juga meyakinkan saya bahwa barang itu aman di Masjid Tegalsari. Jadi, saya percaya dan pulang memakai angkot kuning meninggalkan barang-barang tersebut. Rencananya akan saya ambil siang harinya,\" ujarnya. Karena merasa barang miliknya tersebut aman berada di Masjid Jami Al- Barokah, Syahrul pun merasa biasa saja. Sore harinya, usai salat ashar, Syahrul kembali ke Masjid Jami Al-Barokah  untuk mengambil barang miliknya. Namun, barang tersebut sudah dikerumuni masyarakat dan polisi. \"Habis ashar, perasaan saya senang mau mengambil barang-barang itu dan bisa belajar kitab lagi. Tetapi sesampai di lokasi, tiba-tiba ramai. Ada apa ya? Kok barang saya dikerumuni masyarakat dan polisi. Karena saya merasa takut, jadi saya diam saja. Ternyata disangkanya bom. Padahal isinya apa, hanya keperluan pribadi saya,\" ungkapnya. Disinggung terkait senjata tajam berjenis busur panah dan pedang, Syahrul mengaku, panah tersebut hanya sebuah bahan yang hendak dibikin olehnya. Sedangkan yang dianggap pedang, bukanlah pedang. Namun, batangan besi yang menyerupai pedang yang diperuntukkan kegiatan ekstrakurikuler pondoknya. \"Itu bukan pedang. Tapi hanya batang besi yang menyerupai pedang yang ada pegangannya. Saya bawa ke sini tujuannya untuk latihan. Karena memang alat-alat itu untuk kegiatan ekstrakurikuler pondok. Saya pikir di bawah itu aman, karena nggak ada niatan saya untuk berbuat jelek. Selain itu, kalau pun ditinggal juga hanya berada di dalam kamar saja. Jadi saya bawa saja pulang untuk latihan di rumah,\" pungkasnya. (cep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: