Terduga Teroris Cirebon Ternyata Sempat Kuliah

Terduga Teroris Cirebon Ternyata Sempat Kuliah

SARIKA (53) ayah kandung SAP, mengaku pasrah. “Kami pasrah dan menyerahkan semuanya ke polisi. Jika terbukti seperti yang dituduhkan, sebagai jaringan teroris, silakan proses. Tapi jika tidak terbukti, saya hanya meminta pulangkan putra saya dengan selamat,” ungkapnya saat dikonfrimasi di kediamannya, Minggu (24/6). Saat petugas menggeledah kamar, tak menemukan benda mencurigakan. Hanya sebuah kitab tentang agama yang biasa dibaca oleh putranya. Menurutnya itu buku biasa yang tidak memperlihatkan ajaran-ajaran tentang terorisme. Soal aktivitas putranya, Sarika mengatakan tak ada yang aneh. Walaupun sekitar tahun 2017 SAP tidak menjalankan salat berjamaah di musala. “Dulu sempat ada keanehan, dia menolak untuk salat jamaah di musala. Dia ingin di rumah. Karena khawatir, saya kumpulin keluarga untuk menasehati dia. Akhirnya belakangan ini kembali normal dan mau pergi ke musala. Jadi gak ada yang aneh-aneh,” tegas Sarika. SAP sendiri disebut-sebut pernah kuliah di salah satu universitas swasta di Cirebon.  Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan  Arif Nurdin mengatakan SAP pernah terdata, namun hanya melakukan registrasi di semester 1 pada angkatan 2016. Pada semester selanjutnya tidak aktif. “Jika kita lihat di data pendidikan tinggi (PDPT Dikti) yang bersangkutan dilaporkan aktif, akan tetapi kalau data di sitem Informasi Manajemen Akademik dan Keuangan sudah tidak aktif. Pernah satu semester saja di tahun 2016. Setelah itu tidak aktif lagi sampai sekarang,” jelas Arif Nurdin.

Sementara itu, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto usai menghadiri acara halalbihalal dan istigosah di Sport Jabar, Arcamanik, Bandung, Minggu (24/6). \"Itu (penangkapan SAP) satu aliran dengan JAD,\" kata dia.
Sebelum melakukan penangkapan dan memproses terduga teroris, pihaknya sudah melakukan penyelidikan dari sejumlah data pendukung, baik melalui dokumen-dokumen atau keterangan pihak terkait. Dalam pembuktian bahwa terduga melakukan penyerangan-penyerangan. \"Maka kita lakukan preventif dulu sebelum terjadi,\" ungkapnya.
Sebelumnya di daerah Pamanukan, Kabupaten Subang pun terjadi penangkapan seorang terduga teroris. Namun karena melawan petugas yang bersangkutan akhirnya tewas terkapar akibat diterjang timah panas. Terduga pun, imbuhnya merupakan satu jaringan JAD di Haurgeulis. \"Yang Subang itu jaringan JAD dari Haurgeulis, satu aliran,\" ujarnya. (jp/arn)
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: